Dandelion's Filosofi ( Slow Up )
12 parts Ongoing Gadis cantik dengan rambut yang selalu di kuncir kuda.
Gadis yang sangat manis.
Bisa di bilang gadis periang? Karena ia selalu tersenyum dengan segala tingkah konyolnya.
Gadis dengan nama Lisya Chalista Adiandra itu jarang sekali menunjukkan lukanya.
Singkatnya begini, tidak semua yang terlihat bahagia itu bahagia, bukan?
Terkadang kebahagiaan yang orang lain tunjukkan tidak menjamin bahwa dirinya memang benar-benar bahagia.
Terkadang, di balik semua kata bahagia itu terdapat luka yang sangat dalam, sehingga sangat sulit untuk di sembuhkan.
Apalagi jika luka itu berasal dari keluarga, orang terdekat kita sendiri.
Orang-orang tahu bahwa ia terluka, namun orang-orang tidak tahu bahwa ia se-terluka itu, bahkan nyaris menyerah dengan kehidupannya.
Rumah yang seharusnya menjadi tempat untuk pulang, tempat ternyaman bagi diri, tetapi tidak bagi Lisya, rumah itu tidak ada.
Bukan rumah tempatnya untuk kembali. Bahkan ia tak memiliki tempat untuk pulang.
Jika ia harus kembali karena kegelisahannya, ia akan kembali kemana? Ia tak memiliki rumah itu, tidak ada kenyamanan dalam rumahnya.
"Satu-satunya tempat gue pulang yaitu, dengan cara gak berada di dunia ini lagi. Maka gue bisa tenang" --Lisya Chalista Adiandra.