Cerita ini pindah ke platform Cabaca.id
Silahkan donwload di sana dan cari Id Mounalizza yaw...
---
"Kamu sudah berhasil menemukan pilihan menantu untuk Mama?"
"Belum ketemu, Ma."
"Bagaimana kalau anak Pak Dani, tetangga komplek? Kelihatannya dia wanita baik-baik."
"Terlambat Ma, dia sudah punya pacar."
"Kalau anaknya Pak Tama, pemilik Restoran Padang dekat dengan restoran kita?"
"Sandra? Mama memangnya tidak tahu? Dia bandar judi. Restorannya sebentar lagi bangkrut."
"Bagaimana kalau anaknya Tante Siti? Dia keturunan Malaysia."
"Dia nggak suka tinggal di sini, Ma. Aku tahu dari sopir keluarganya. Tidak cinta tanah air bukan seleraku."
"Kalau Ambar? Kalian kan sering lari pagi bersama."
"Ah dia mandinya sehari sekali."
"Hmm, Deswita anaknya Ibu Vika?"
"Kemarin aku lihat di tangan kirinya ada tompel dan di kaki kanan bawah ada koreng."
"Arsal?! Kamu itu niat nggak sih cari istri? Terlalu pemilih dan sok jual mahal. Lama dapatnya kalau kamu terlalu pemilih."
"Mama tenang saja, dua bulan lagi Mama punya calon menantu pilihan aku. Biarkan pencarianku mengalir apa adanya."
***
"Dengar Jihan! Mama pesan sama kamu, untuk jauhi semua pria di kota ini! Kita baru pindah rumah dan tidak tahu gaya hidup anak-anak muda di sini."
"Ma, aku tahu mau bergaul sama siapa. Tenang saja, lagi pula aku bisa tanya sama temanku."
"Mama nggak mau tahu, dilarang pacaran selama satu tahun di kota ini!"
"Kalau ada yang ajak nikah? Mama dosa loh nolak jodoh."
"Kayak ada yang mau sama kamu? Kalau mereka tahu kebiasaan kamu makan keju dengan porsi yang nggak wajar juga mereka kabur. Pemborosan."
"Mama suka bener deh kalau ngomong.."
"Ingat! Dilarang pacaran!"
"Iya, Ma. Tapi kalau ada seorang pria datang ke aku dan kasih satu mobil berisi keju mozarella aku akan terima dia. Bahkan bersedia menjadi istrinya, Ma."
"Dasar sinting kamu Jihan."
"Biarkan waktu mengalir apa adanya untuk hidupku, Ma."
***
Arsal dan Jihan
Mounalizza
Sabtu, 25 Feb 2017
Hai, Pembaca.
Perkenalkan namaku Sabrina. Sekarang aku kelas XI di SMA Arcapella. Ya... hidupku biasa saja. Ada Sadam yang selalu menemaniku dan Ayah yang menyayangiku.
Mama? Aku hanya bisa diam dan menuruti perintahnya saja. Sikap enggak pedulinya terhadapku selama ini membuatku sadar akan satu hal, bahwa aku hanyalah orang lain di mata Mama.
Dan masalahku pun semakin pelik ketika perasaanku yang muncul kepada Adera, pacar kakakku. Gila, kan?
Jadi, kalau ada yang bilang kalau masa SMA adalah masa terindah, itu enggak berlaku untukku.
Pergi? Enggak. Aku enggak akan pergi. Aku akan menghadapi semuanya. Karena alasan utamaku bertahan adalah Ayah.
Kutulis cerita ini karena aku mau kamu tahu bahwa air mata bukanlah sebuah penyelesaian atas penyesalan yang telah terjadi.
Ttd,
SABRINA
WARNING: HATI-HATI TERSERANG VIRUS KEBAPERAN!!