Pagi yang cerah, ketika saya membuka mata yang saya lihat sinar mentari telah menerangi ruang kamarku. ketika saya melihat jam ternyata jam menunjukkan ke angka 06:00 pagi, disinilah saya berfikir.
" saya harus bergegas, untuk pergi ke sekolah". (katanya dalam hati),Jundan adalah anak yang baik sesuai namanya dia anak yang suka menolong orang yang butuh pertolongan.
Ketika akiku mulai melangkah ke luar rumah, saya teringat perkataan ibu saya, ibu mengatakan jika keluar rumah, kaki kanan lah yang harus didahulukan. Karena jika ingin memulai niat baik haruslah yang kanan didahulukan, seperti halnya kita makan.
hari ini adalah hari senin, hari pertama saya masuk ke sekolah setelah menerima lapor semester satu. saat itu saya mendapatkan peringkat dua, walaupun begitu saya tetap berusaha untuk mendapatkan ilmu. saya ingin menjadi pengusaha, untuk itu saya harus jujur, disiplin, dan sabar. karena semua perusahaan haruslah dipegang sama orang jujur, disiplin dan sabar, agar perusahaan yang dipegang tidak mengalami kesulitan.
hari itu saya bertemu dengan mila, Afina dan Alqa, mereka semua adalah sahabat jiwa ku." hallo... Jundan bagaimana luburanmu, selama liburan kamu melakukan apa saja". (ucap Afina dengan wajah yang semeringah). Dengan senang hati Jundan menjawab, "Ah... saya tidak kemana-mana, saya hanya dirumah, Karena liburan kali ini adalah liburan yang paling menyenangkan." "Apanya yang menyenangkan, bukannya jika dirumah saja membosankan." (seru Alqa, dengan heran).
Status; Sedang berlangsung
Sinopsis;
Untuk menghidupkan kembali sistem pengikatan, Lin Zhi melakukan perjalanan ke dunia buku dan menjadi umpan meriam dengan akhir yang tragis, mencoba mengubah takdirnya.
(1) Pengganti yang licik dan memuja uang: Untuk bisa bersama protagonis wanita, protagonis pria memperlakukannya sebagai alat, dan Lin Zhi melakukan backhand padanya dan tetap bersama bos yang sebenarnya.
(2) Istri pertama yang meninggal di awal novel sepupu: Pahlawan wanita yang terlahir kembali tahu bahwa sepupunya akan memegang kekuasaan besar di masa depan.
Lebih penting lagi, dia memilikinya di dalam hatinya.
Hanya kakak ipar sepupu, kenapa kamu belum mati?
Lin Zhi: Ya, dia belum mati.
(3) Tunangan yang menjadi umpan meriam dalam hubungan guru-murid: Guru Qing Leng jatuh cinta pada murid mudanya, dan Lin Zhi, sang tunangan, menghalangi jalan.
Lin Zhi: hormat, berkah, Tolong kunci, lalu Ma Liu memutuskan pertunangan dan mengajak keponakan kecilnya berlatih dengan sepenuh hati.
..
..
..