Aku berdiri di ruang teratas kuil. Sebatas tepian bangunan, air berpusar ratusan meter ke langit. Aku berhadapan dengan makhluk raksasa berkaki empat dengan tanduk kembar mengacung tertanam di kepalanya yang bersurai akar lebat. Aku terjebak antara duel es dan api. Tersesat di antara tebal kabut di tengah padang salju. Aku sendirian di negeri asing. Terjepit di antara persaingan berdarah. Aku masih belum paham bagaimana bisa berakhir di dunia ini. "Distesma", itu nama yang Junash sebut. Sebuah tempat menakjubkan yang sekilas tidak beda dengan Bumi. Kecuali satu .... Aku bisa menggerakkan benda-benda.