Unconditionally

"apakah aku boleh bertanya?" tanya Ilham
"apa?" jawab alina
(kemudian lelaki itu menatap alina dari samping, lalu bertanya) "apakah mencintai seseorang itu harus dari hati? atau tidak sama sekali? atau harus dengan ketulusan? atau harus dengan kejujuran? atau harus dengan terpaksa? atau..
"suut diam!" (telunjuk alina mengenai bibir Ilham) "kenapa kau menanyakan hal tidak penting itu kepadaku? apa kau sedang tidak sadar? selama ini kau menjalani Cinta dengan apa? apa hanya dengan sekedar kata saja lalu tanpa bukti?"
"tidak, aku normal" jawabnya dengan wajah polos dan santai
"heran aku padamu" mimik wajah alina nampak kerung, tidak mengerti apa yang Ilham sampaikan
"jujur saja, selama ini aku menjalani sebuah hubungan selalu dengan hati, bahkan belum sempat aku mengenalnya begitu dalam aku berusaha menggunakan hati dan perasaanku hingga begitu dalamnya, tanpa aku tahu terlebih dahulu apakah dia sama denganku? aku? (tatapannya tajam pada alina) selalu dihantui rasa kehilangan saat aku memulai dan merasakan ini semua, aku seperti satu pohon yang dikerubungi banyak species sehingga aku ketakutan akan termakannya diriku. hingga sepi dan tak ada yang menemani kembali. aku tidak mengeti pada perasaanku saat ini, ah sudahlah" Ilham mewe takut kehilangannya?"ju
"ya aku ingin, tapi siapa orangnya?"
"orangnya?"
"iya siapa lin?"
"sini aku temenin" (tiba-tiba alina merangkul pundak Ilham)
"kamu....lina?" Ilham menatap dengan bingung
"mudah-mudahan aku bisa ya, jadi apa yang kau inginkan"
"dan mudah-mudahan aku bisa belajar memahami segala cerita dan mencintaimu apa adanya..
"and then we call it..."
"love!" kemudian mereka tertawa bersama..