Dara berumur 17 tahun itu tampak rapuh. Tubuh tinggi rampingnya terduduk di sebelah makam baru. Jemari lentiknya membelai nisan yang terasa dingin di kulit. Mata indahnya terlihat sembab karena menangis sejak pagi hingga siang. Suara tangisnya begitu pilu menyayat hati. Beberapa pasang mata yang menyaksikan ikut mengalirkan air mata di bawah awan mendung. Tak lama, air langit pun turun dengan derasnya. Membuat para pelayat satu demi satu membubarkan diri. Tinggallah gadis itu dengan kesendirian dan rasa sakit yang teramat dalam. Di tengah hujan hujan deras, mata sang gadis tak berhenti mengeluarkan air mata. Mulut mungilnya bergetar terus menyuarakan suara pilu. Memanggil seseorang yang takkan pernah bisa kembali ke dalam hidupnya. Seseorang yang menjadi panutannya. Seseorang yang paling ia sayangi seumur hidup. "Ibu"All Rights Reserved
1 part