Lionatasha Abhyaksa, 19 tahun, pengidap bipolar II yang sudah selesai dengan hidupnya. Tash sudah muak menjalani hidup dengan kekosongan yang bahkan tidak ia pahami-sudah lelah menjalani hidup bukan sebagai dirinya. Ia tidak ingin hidup lagi, karena satu-satunya alasan ia masih hidup adalah karena ia masih bernafas.
Sampai ia bertemu Alby, 25 tahun, laki-laki yang membuatnya lebih hidup selama hidupnya, yang membuatnya kembali memberi hidup satu kesempatan lagi. Saat cinta datang dan memperumit segalanya, Alby tahu bahwa hubungan mereka ada karena kebohongan.
Ini cerita mereka yang sama-sama kembali mengenal emosi yang sudah lama tidak mereka rasakan. Bahagia.
Kedua puluh satu omong kosong yang diimpikan Tash, apakah ia akan menyelesaikannya?
"Resusitasi adalah prosedur medis darurat yang dilakukan untuk menyelamatkan nyawa seseorang saat pernapasan atau jantungnya berhenti. Lakukan dengan segera dengan Posisi tangan harus pas hingga proses kompresi jantung bisa maksimal. Tapi tentunya akan ada efek samping, salah satunya patah tulang."
Satu bait penjelasan medis yang malah membuat mata dr. Adis berkaca-kaca ingin menangis. Padahal penjelasannya tidak ada hubungannya sama sekali dengan kisah hidupnya. Namun ketika ia renungkan semakin dalam, analogi itu sangatlah cocok.
Bahwa ia bertemu dengan seorang pria yang sedang sekarat dalam urusan percintaan. Seorang pria yang pernah patah hati hingga mati rasa. Jantung bagian percintaannya berhenti berdetak. Lalu dengan polosnya, Adis mencoba memberikan pertolongan dengan cara menyentuh jantung hatinya. Memberi tekanan-tekanan cinta, berharap jantung hati pria itu akan kembali berdetak normal hingga bisa kembali merasakan jatuh cinta.
Namun sayangnya Adis tidak memperhitungkan lebih jauh lagi bahwa berhasil atau tidak berhasilnya resusitasi yang ia berikan pada pria itu, tetap akan menimbulkan efek patah hati.