Kita punya dua pilihan bersama atau berpisah.
Berpisah adalah hal yang aku takutkan, tapi mungkin berbeda dengannya, dia yang kini mulai menjauh.
Aku tak bisa meniru syair-syair cinta Kahlil Gibran, yang melarang berduka ketika berpisah. Aku tak setegar itu.
Apakah kebersamaan hanya sebuah dongeng kehidupan? Aku punya pertanyaan yg sama dengan para sang pata hati lainnya, mengapa datang bila harus pergi?
lalu mengapa aku mudah digantikan sosok lain?
Selamat senja.. Engkau belum pernah dan yang mungiki takkan pernah menikmati senja bersamaku.
Katanya berpisah akan meninmbulkan kesedihan di awal, dan akan menjadi lebih baikn setelahnya. Ohh aku bahkan tak percaya ini.
Terimakasih telah memberi warna di hidupku. Selamat senja.. engkau yang belum pernah dan mungkin takan pernah menikmati senja di sampingku. Semoga sinarnya memberi kerenangan di detik-detik tenggelamnya sang fajar. Kau harus tau kau sama indahnya dengan senja. Elok dan menenangkan. Bahkan kau lebih indah, sungguh!
Baiklah.. Sellamat tinggal karena telahl melepaskanku meninggalkanku, dan mungkin tak memcintaiku lagi.
Tapi ....... ingatlah bahwa aku tidak benar-benar pergi, Karena aku masih punya mimpi untuk pretemuan kita di satu senja yang indah, hangat, dalam keadaan sehat dan waktu yang tepat .
Berbagahialah my captain, Semoga kau merasakan setiap kerinduanku, dan semua doa-doa. Takdir dan waktu bisa mencuri kau dari sisiku, tapi tidak ada yg bisa mengambil kenangan berharga kita.
Dear my captain, the only reason i say goodbye to you because is i belive i can say " Hi" again Someday, Goodbye!
Dalam keheningan, kata lahir dari luka yang berbisik, harapan yang merintih, dan keyakinan yang tak pernah padam. Setiap bait menyimpan perjalanan rasa-doa yang terdiam, cinta yang tertahan, dan impian yang terus melangkah. Saya bukan penyair, bukan pula seorang yang puitis, hanya hati yang merangkai kata, berharap kau temukan makna di balik sunyi ini.