Anak Komplek [NEW VERSION]
  • Reads 150,987
  • Votes 13,403
  • Parts 40
  • Reads 150,987
  • Votes 13,403
  • Parts 40
Ongoing, First published Jan 19, 2017
Mature
"Aku tuh lelah dibaperin mulu" 

"Enak lah satu komplek ama gebetan"

"Orang ganteng mah bebas" 

"Belajar dulu baru pacaran!"


Anak Komplek!

Yok dibaca, kalo suka boleh ditambah ke reading list! 

.
.
.

Happy reading!!!


#1 in doyeon [25-09-22]
#1 in dahyun [26-06-22]
#2 in kino [21-06-22]
#1 in doyeon [26-11-21]
#1 in dahkook [26-12-20]
#2 in dahkook [23-12-20]
#2 in Kino [15-10-20]
#3 in Dahkook [13-10-20]
#2 in Yuto [07-03-20]
#2 in Moonbin [07-03-20]

#37 in humor [05-05-2017]
#33 in humor [14-05-2017]
#26 in humor [16-05-2017]


ⓓD_aulia Story
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add Anak Komplek [NEW VERSION] to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
Panca dan Amarah Sophia by MYAnsori
59 parts Complete
Ketika berjalan pelan, pikirannya dihinggapi ketidaknyamanan. Tidak seperti sebelumnya. Bukan sebuah kecurigaan tetapi perasaannya mengatakan jika akan ada sesuatu yang terjadi. Perasaan yang sudah lama tidak lewat ke relung hatinya. Bukan perasaan takut melihat makhluk halus atau ditodongkan senjata api. Sebuah perasaan waspada bercampur kekhawatiran tak beralasan. Tangan kiri orang itu memegang ujung senapan. Dia memastikan jika senjatanya siap digunakan. Sepatu but kulit lembu yang dikenakannya menginjak lumpur. Sisa hujan sore tadi membuat jalan Batavia yang tak beraspal menjadi arena lumpur yang memanjang. Ah, sepatuku kotor lagi. Padahal aku malas mencucinya. Ketika pria itu mempermasalahkan sepatu yang kotor, dia tidak menyadari ada sesuatu di hadapannya. Wajar, matanya lebih suka memperhatikan kakinya di bawah lampu jalan. Sehingga matanya tidak memperhatikan sekeliling. Meskipun itu membahayakan dirinya. "Argghhh!" Dia tidak sempat melakukan apa-apa. Tubuhnya terdorong ke tanah. Senjata di tangan pun tidak berguna untuk membela diri. Selanjutnya, dia tidak sadarkan diri. ---------------------------------------------------- Ada lagi #SerialPanca selanjutnya yang bisa anda baca. Masih berlatar masa Hindia Belanda akhir abad ke-19. Membawa anda pada sebuah kejadian tak terduga dari kacamata seorang anak remaja. Panca kembali terlibat dalam sebuah urusan pelik tanpa bisa menghindar. Terima kasih sudah mampir, berkomentar dan membubuhkan tanda bintang. Semoga terhibur.
You may also like
Slide 1 of 10
Panca dan Amarah Sophia cover
The Chronicles Of Narnia : The Horse and His Boy [√] cover
Around Her cover
Stars Behind the Darkness 2 cover
OUR LOVE cover
Kehidupan Kedua Cello cover
I'll give you the sun  cover
SAHMURA [END]✔ cover
bumi maetala  cover
sho x reader [wee!] cover

Panca dan Amarah Sophia

59 parts Complete

Ketika berjalan pelan, pikirannya dihinggapi ketidaknyamanan. Tidak seperti sebelumnya. Bukan sebuah kecurigaan tetapi perasaannya mengatakan jika akan ada sesuatu yang terjadi. Perasaan yang sudah lama tidak lewat ke relung hatinya. Bukan perasaan takut melihat makhluk halus atau ditodongkan senjata api. Sebuah perasaan waspada bercampur kekhawatiran tak beralasan. Tangan kiri orang itu memegang ujung senapan. Dia memastikan jika senjatanya siap digunakan. Sepatu but kulit lembu yang dikenakannya menginjak lumpur. Sisa hujan sore tadi membuat jalan Batavia yang tak beraspal menjadi arena lumpur yang memanjang. Ah, sepatuku kotor lagi. Padahal aku malas mencucinya. Ketika pria itu mempermasalahkan sepatu yang kotor, dia tidak menyadari ada sesuatu di hadapannya. Wajar, matanya lebih suka memperhatikan kakinya di bawah lampu jalan. Sehingga matanya tidak memperhatikan sekeliling. Meskipun itu membahayakan dirinya. "Argghhh!" Dia tidak sempat melakukan apa-apa. Tubuhnya terdorong ke tanah. Senjata di tangan pun tidak berguna untuk membela diri. Selanjutnya, dia tidak sadarkan diri. ---------------------------------------------------- Ada lagi #SerialPanca selanjutnya yang bisa anda baca. Masih berlatar masa Hindia Belanda akhir abad ke-19. Membawa anda pada sebuah kejadian tak terduga dari kacamata seorang anak remaja. Panca kembali terlibat dalam sebuah urusan pelik tanpa bisa menghindar. Terima kasih sudah mampir, berkomentar dan membubuhkan tanda bintang. Semoga terhibur.