Ia mengangguk. Wanita berstatus janda yang telah berusia kepala empat itu terlihat ayu dan bersahaja, lebih dari yang kulihat dari hari-hari sebelumnya. Hm, adakah cinta memberi pengaruh hebat hingga menambah cantik wajahnya? "Hebat euy, bisa merasakan jatuh cinta lagi. Sudah lama aku tak merasakan itu," kataku. Susan tertawa. "Masa sih? Kalo gak ngrasain jatuh cinta, gimana kamu bisa hidup bahagia bersama suamimu?" tanyanya. Aku tersenyum kecut. "Cinta mulanya mempersatukan kami. Tapi seiring waktu berlalu, terkadang rasa jenuh menghinggapi hari-hariku." "Maksudmu?" Ia terkejut dan menatap tajam mataku. "Entahlah... tiba-tiba aku merindukan masa laluku..." "Masa lalu?" "Ya, masa lalu saat aku belum menikah dengan suamiku." "Fika... istighfar..." Susan menepuk-nepuk bahuku. "Aku tahu ini salah. Tapi asal kau tahu, sesungguhnya suamiku pun sama sepertiku. Kutahu benar, ia sedang merindukan wanita selainku." Susan terperangah.Alle Rechte vorbehalten
1 Kapitel