Luna, Tara dan Sheila bersahabat sejak awal masuk kuliah, satu tahun yang lalu. Ketiganya punya sifat yang berbeda, Tara, si cantik yang penuh percaya diri, tidak pernah ragu mengungkapkan apa yang ia rasa, mudah bergaul dan terkadang manja dan sedikit egois. Luna, gadis yang sabar, peragu, dan kurang berani mengungkapkan apa yang ia rasa, namun ia sangat penyayang khususnya pada sahabat-sahabatnya. Sedang Sheila, gadis jujur, cukup blak-blakan, tegas dan agak konvensional.
Bintang. Cowok cakep, tetangga Luna, sekaligus kakak kelas dua tahun di atas Luna. Bintang kembali ke Yogya karena sedang menyelesaikan skripsinya, ia menjadikan kantor ayahnya sebagai tempat penelitian tugas akhirnya. Sejak pertemuan pertama, Tara langsung tertarik pada Bintang dan dengan terang-terangan Tara meminta bantuan Luna mendekatkannya pada Bintang. Tara tak tahu kalau Luna sendiri sudah lama jatuh cinta pada Bintang, sejak mereka sama-sama SMA. Luna mulai terserang dilema. Sheila yang sudah bersahabat dengan Luna sejak SMA tahu sejarah rasa suka Luna pada Bintang.
Di saat yang sama ada cowok bernama Kalan yang sudah menyukai Tara sejak Tara menjadi siswa baru. Kalan adalah kakak tingkat dua tahun di atas mereka. Kalan sebenarnya tidak jelek namun penampilan cowok itu terlalu culun, jadul, dan kaku sehingga menutupi semua kelebihan fisik yang ada padanya. Meski begitu Kalan adalah mahasiswa yang cerdas, dia banyak membantu Tara dalam beberapa tugas kuliahnya. Saat Tara tahu Kalan menyukainya, cewek itu berbalik membenci Kalan.
Rasa iba Luna mendekatkannya pada Kalan, sedangkan Tara semakin dekat dengan Bintang. Bagaimana Luna menghadapi kenyataan tentang Tara dan Bintang dan sebaliknya bagaimana Tara menghadapi kenyataan tentang Luna dan Kalan, cowok yang dibencinya?
Dewa mulai merasa bosan dengan kehidupan pernikahannya bersama Kania. Semua sangat flat. Tidak ada yang spesial menurut lelaki itu. Baginya Kania hanya sebatas pelengkap status, tak lebih untuk saat ini. Dua tahun menjalani biduk rumah tangga, Dewa yang mapan dan punya pergaulan luas sebagai seorang pebisnis andal, mengharapkan sesuatu yang bisa dibanggakan dari Kania. Namun semua hampa. Dewa merasa Kania semakin lama semakin tidak menghargainya. Kania yang dulu di mata lelaki itu bak Dewi tercantik, kini yang terlihat Kania tak ubahnya seperti itik buruk rupa. Keadaan diperparah oleh kondisi Kania yang dua kali gagal memberikan keturunan pada Dewa. Dianggap tidak becus karena dua kali keguguran. Dewa yang marah lepas kendali dan menjatuhkan talak bagi Kania.
Sementara Kania merasa Dewa hanya sedang dikekang emosi sesaat. Dia ingin tetap berada di sisi lelaki itu, walau tidak mudah, meski banyak aral. Kania akan mulai menebalkan kuping, berjuang dengan sisa serpihan hati yang nyaris hancur. Demi bisa bertahan di sisi Dewangga, Kania mengatur perjanjian yang harus disepakati andai Dewa ngotot ingin berpisah.
Sampai satu keadaan menguak semua kenyataan yang selama ini dipaksa hilang dari Kania. Dewangga sengaja bersikap tak adil dengannya karena suatu hal. Kania murka. Rasa cinta hadir bersamaan dengan benci, hingga Kania putuskan hengkang dari sisi Dewangga.