Risa terlahir dengan tampang rupawan. Walau begitu, ia tetaplah Risa yang apa adanya meski ia harus merintih dengan air mata di setiap saat dan menanti kedatangan rumah pohon yang menjadi cita-cita sang Ayah. Bagaimanakah Risa mewujudkan impian ayahnya? Atau ia akan membangun Rumah Pohonnya sendiri?