Dandanan orang ini sangat sederhana, dia adalah seorang lelaki setengah umur yang kelihatan sangat ramah, senyuman berseri selalu menghiasi wajahnya, waktu itu, dia sedang mengawasi Tu Jit sambi tersenyum.
"Tujuh pembunuh, sebuah nama besar yang amat mengagumkan!" pujinya.
Tu Jit tidak menggubris, juga tidak berpaling, dengan menggunakan sebuah karung goni dia masukkan semua senjata dan mestika yang ada di atas meja, kemudian pelan pelan bangkit berdiri dan berjalan keluar dari ruangan.
"Tunggu sebentar" seru lelaki setengah umur itu tiba tiba.
"Siapa kau?" Akhirnya Tu Jit berpaling juga.
"Cayhe bernama Go Put-ko"
"Hmm, kau juga ingin mampus?" seru Tu Jit sambil tertawa dingin.
"Bukan, aku hanya menjalankan tugas untuk menyampaikan sebuah pesan "
"Pesan apa?"
"Ada seseorang ingin berjumpa dengan Jit-ya, beliau berharap Jit-ya mau berkunjung ke sana"
"Hmmm! Siapa pun ingin berjumpa denganku, dia harus datang sendiri" tukas Tu Jit ketus.
"Tapi orang ini..."
"Orang inipun harus datang sendiri, beritahu kepadanya, lebih baik datanglah dengan merangkak, kalau tidak, dia harus pulang dengan merangkak."
Tanpa banyak bicara lagi dia turun dari tangga dan siap keluar dari ruangan.
Go Put-ko masih tersenyum, jawabnya: "Cayhe pasti akan sampaikan perkataan dari Jit-ya ini kepada Liong Ngo kongcu"
Tiba tiba Tu Jit berhenti, sekali lagi dia menoleh, di atas wajahnya yang kaku bagai batu karang kini mulai melintas sedikit perubahan.
"Liong Ngo? Kau maksudkan Liong Ngo dari Sam-siang?" tanyanya.
"Selain dia ada siapa lagi?" sahut Go Put-ko sambil tersenyum.
"Ada dimana dia sekarang?"
"Bulan tujuh tanggal lima belas, dia akan menanti di rumah makan Thian-Hiang-lo kota Hang-ciu!"
Kembali perubahan aneh terlintas diwajah Tu Jit, tiba tiba katanya: "Baik, aku akan datang!"