ADENOSINE

Kinan dan Angga adalah dua sahabat yang tumbuh bersama, menjalani masa kecil dengan penuh keceriaan dan mimpi-mimpi besar. Kinan selalu bercita-cita menjadi seorang ilmuwan, terinspirasi oleh Albert Eistein. Sementara itu, Arya bercita-cita menjadi seorang musisi, membiarkan dirinya terhanyut dalam melodi yang selalu menemani hari-harinya.

Seperti adenosine yang bekerja di balik layar, mempengaruhi detak jantung dan siklus tidur, cinta antara mereka tumbuh tanpa disadari, mengalir dalam setiap detak jantung mereka, membuat keduanya terus terhubung.

Hubungan Kinan dan Arya diwarnai dengan keraguan, rasa takut kehilangan, dan perbedaan impian yang mereka kejar. Arya mulai merasa terperangkap dalam perasaannya sendiri, tidak mampu mengungkapkan apa yang sebenarnya dirasakannya terhadap Kinan. Di sisi lain, Kinan, yang terlalu fokus pada mimpinya, tidak menyadari bahwa kebahagiaannya sebenarnya sudah ada di dekatnya selama ini.

Apakah mereka akan memilih untuk tetap menjaga persahabatan yang sudah mereka bina sejak kecil, ataukah mereka akan berani mengambil risiko untuk mengejar cinta yang tak pernah mereka sadari sebelumnya?