Story cover for Me VS Uncle : RAWRRR!!! by AmandaUtami
Me VS Uncle : RAWRRR!!!
  • WpView
    Reads 29,448
  • WpVote
    Votes 793
  • WpPart
    Parts 3
  • WpView
    Reads 29,448
  • WpVote
    Votes 793
  • WpPart
    Parts 3
Ongoing, First published Nov 11, 2013
Orang tuaku bangkrut, kuliahku tertunda hingga batas waktu yang belum ditentukan, dan rumah kami dijual untuk membayar utang. Ada yang lebih mengerikan daripada itu semua?
Sialnya, ada. Tinggal bersama pamanku. Orang tuaku yang tidak bertanggung jawab itu tega meninggalkanku bersama pamanku yang tinggal di Mataram, dengan alasan bahwa mereka ingin mencari peruntungan di kota lain tanpa melibatkanku ke dalam penderitaan mereka. Hey, apakah mereka tidak sadar kalau aku 2 kali lipat lebih menderita  di sini?
Well, mungkin aku akan dengan senang hati tinggal bersama pamanku, asalkan dia baik, ramah, dan tidak menyuruh-nyuruhku seenak dengkulnya. Tapi nyatanya, pamanku bukanlah orang yang seperti itu. Dan parahnya lagi, aku baru tahu kalau ternyata Pamanku itu adalah seorang….yah…begitulah...
========================================================
Copyright © 2013 by AmandaUtami
Dilarang keras menjiplak, mengcopy, atau memberpanyak isi tanpa seizin penulis. 
========================================================
All Rights Reserved
Sign up to add Me VS Uncle : RAWRRR!!! to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
Petrichor by ShaSky99
8 parts Ongoing
Uang adalah sumber kebahagiaan, uang adalah segalanya. Bulshitt!! Aku tidak pernah meminta kedua orang tuaku untuk bekerja segila ini untuk bisa mewujudkan semua keinginanku. Cukup mereka selalu ada di sisiku saja itu sudah membuatku senang. Munafik jika aku tidak memerlukan uang mereka. Tapi bukan begini caranya. Apakah mereka lupa bahwa ada aku yang selalu menunggu mereka menghabiskan waktu bersamaku? Bahkan, pembantu di rumahku lebih cocok di panggil sebagai orang tua. Disaat orang lain menghabiskan hari liburnya dengan orang tua mereka, aku hanya bisa menampilkan senyum getir tanpa bisa merasakan kesenangan itu. Ini hanyalah wish yang sangat mudah untuk di wujudkan. Akan tetapi mengapa terasa sangat sulit bagi mereka untuk bisa mengabulkannya. Sikap mereka yang seperti itu tak ayal membuatku menjauhi mereka. Sebisa mungkin, tidak berinteraksi pada keduanya. Mungkin dengan cara ini mereka bisa mengerti. Berbagi cerita pada Bunda, di ratu kan oleh Ayah, menghabiskan waktu bersama keduanya. Aku harap semuanya akan terwujud. Teman, kekasih dan lainnya, bahkan belum bisa membantuku menutupi semua luka ini. Hingga..... Kejadian itu membuatku kembali merasakan apa itu sakit dan kehilangan. Benar, yang bisa membuatku tenang hanya..... Petrichor.... . . . . . Warning!!! Cerita ini murni atas pemikiran saya sendiri tanpa ada copy dari cerita lain. Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, atau lainnya. Harap untuk tidak plagiat cerita ini.
You may also like
Slide 1 of 5
Petrichor cover
Jejak Luka Di Bawah Langit Senja cover
Merindukan senja   cover
New Possessive Family  cover
Kami Tumbuh Dari Ledakan cover

Petrichor

8 parts Ongoing

Uang adalah sumber kebahagiaan, uang adalah segalanya. Bulshitt!! Aku tidak pernah meminta kedua orang tuaku untuk bekerja segila ini untuk bisa mewujudkan semua keinginanku. Cukup mereka selalu ada di sisiku saja itu sudah membuatku senang. Munafik jika aku tidak memerlukan uang mereka. Tapi bukan begini caranya. Apakah mereka lupa bahwa ada aku yang selalu menunggu mereka menghabiskan waktu bersamaku? Bahkan, pembantu di rumahku lebih cocok di panggil sebagai orang tua. Disaat orang lain menghabiskan hari liburnya dengan orang tua mereka, aku hanya bisa menampilkan senyum getir tanpa bisa merasakan kesenangan itu. Ini hanyalah wish yang sangat mudah untuk di wujudkan. Akan tetapi mengapa terasa sangat sulit bagi mereka untuk bisa mengabulkannya. Sikap mereka yang seperti itu tak ayal membuatku menjauhi mereka. Sebisa mungkin, tidak berinteraksi pada keduanya. Mungkin dengan cara ini mereka bisa mengerti. Berbagi cerita pada Bunda, di ratu kan oleh Ayah, menghabiskan waktu bersama keduanya. Aku harap semuanya akan terwujud. Teman, kekasih dan lainnya, bahkan belum bisa membantuku menutupi semua luka ini. Hingga..... Kejadian itu membuatku kembali merasakan apa itu sakit dan kehilangan. Benar, yang bisa membuatku tenang hanya..... Petrichor.... . . . . . Warning!!! Cerita ini murni atas pemikiran saya sendiri tanpa ada copy dari cerita lain. Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, atau lainnya. Harap untuk tidak plagiat cerita ini.