Cita-citaku sesederhana ingin dimarahi orang tua saat bangun subuh, diingatkan untuk menggunakan jaket saat cuaca terlalu dingin untuk berangkat ke sekolah, menikmati masakan Ibu saat pulang ke rumah. Bohong kalau kukatakan aku tak iri pada mereka yang masa depannya sudah tersusun rapi oleh orang tuanya. Sejak lahir, aku hanya mengantongi rasa iri pada Zayyan. Orang tua kami sama, tapi kasih sayang hanya berlimpah padanya. Zayyan yang pintar dan sopan, Zayyan yang ingin menjadi penghafal Al-Qur'an, Zayyan yang bercita-cita jadi ulama. Segala-galanya tentang Zayyan. Ditengah menghayati indahnya perasaan dibeda-bedakan orang tua sendiri. Aku bertemu dengan Hamna. Sosok metafora yang sayapnya juga patah karena orang tuanya. "Kita jatuh cinta pada entitas alam semesta, bernama orang tua. Sebagai anak, ini menjadi rumit sebab eksistensi kita tak pernah terjamah olehnya." Pada suatu hari Hamna mengatakan itu padaku. Padahal dialah etitas alam semesta yang menjadi pusat hidupku sejak hari itu. [Teenfiction-Spiritual, Romance] Copyright © 2023 by Ima Madani.