KNEW

kita kerap jatuh dengan meninggalkan luka, setelah itu belajar untuk berhati-hati, agar tak kembali jatuh karna kecerobohan yang sama. tarik sedikit intermezo tersebut dalam istilah serupa, namun deskripsi yang berbeda.
kita kerap jatuh namun kali ini tanpa tanda luka, sensasi nya tak lagi bicara tentang pedih yang dirasakan ketika itu. bahagia yang sangat emosional, ibarat hidupmu selalu sudi untuk jatuh. tapi kali ini kamu tak seperti jatuh yang biasanya, belajar tak diterapkan, mungkin karna jatuh mu tanpa luka, pikirmu di awal.
konsepsi mu tentang kejatuhan tersebut sepertinya sungguh tertata dengan baik, atau memang benar kamu adalah orang baik. bahkan, sangat baik. berhenti angkat dagu mu seolah orang baik akan senantiasa dibaluti kebaikan, sayang skema garis tangan tentang pembagian kebahagiaan dan kepedihan rasanya diporsikan secara adil, namun kamu tidak pernah tau jadwal kehadirannya. kemudian pada akhirnya, jatuh mu untuk ruang yang satu ini, meninggalkan penyesalan. rutinitasmu hanya tentang menangis, menyalahkan orang yang membuat mu jatuh, atau hal lain yang membuat kamu terlena untuk jatuh.
sederhana, konsepsi di awal mengatakan jatuh itu sakit, lalu mengapa pada jatuh yang satu ini, kamu telah tahu konsekwensi itu. tapi kamu tak belajar untuk tak lagi kembali jatuh?