Ketika kau tersesat, putus asa, dan kau berharap fantasimu merupakan kenyataan,
Ketika kau menyadari kejamnya dunia, membenci dunia nyata, dan mencoba melarikan diri,
Ketika hatimu lemah di tengah badai salju takdir, kau merasa berdiri sendirian, dan kau salahkan realitas,
Ketika kau tenggelam dalam delusimu, terobsesi pada kekuatan, dan mencapai titik kesombongan,
Sementara kau tak peduli ironisnya hanya berangan-angan, terus melekat pada fantasi di kepala, dan meringkuk hidup segan mati tak mau,
Adalah ketika kau buta dan membutuhkan pertolongan.
Di dalam sini, adalah jalan tak terlihat yang tidak kau lihat.
Nasib selalu berada di tanganmu, bagaimanapun.
***
Note: Cerita ini lebih diperuntukkan dan lebih relevan dengan seorang pengarang cerita dibanding pembaca cerita; dan khususnya, para penulis fantasi.
[Story and plot by Rein Ave. Written by Rein Ave (until Chapter 1). Continued by Frédéric Blanc.]
Rosaline pecinta novel dewasa. Namun, novel dewasa dengan tema harem berjudul Hers adalah novel terburuk yang pernah Rosaline baca.
Eksekusi plot cerita mainstream dan karakter yang membuatnya mencak-mencak ditambah lagi nama tokoh antagonis perempuan dalam cerita tersebut adalah Rosaline, namanya sendiri.
Siapa sangka Rosaline memasuki dunia novel itu.
Para tokoh utama laki-laki, terutama Jayendra, selalu menyalahkannya atas semua ketidaknyamanan tokoh utama perempuan, Vanita. Ditambah lagi Vanita yang selalu bersikap menyebalkan, membuat Rosaline memilih sekalian saja mendalami perannya sebagai antagonis perempuan.
Karena tak punya siapa-siapa di pihaknya, Rosaline terpaksa mendekati Kalingga, sang antagonis laki-laki dalam novel Hers. Musuh Jayendra. Sekaligus tokoh yang Rosaline yakini hanya memiliki ketertarikan pada laki-laki. Alias; gay.
...
"Mau gue buktiin kalau punya gue bisa berdiri tegak hanya untuk perempuan?" Tangan Kalingga yang satunya memeluk pinggang Rosaline pelan. "Sini lo agak mepet dikit dan rasain punya gue udah membengkak sekarang. Itu kalau lo berani."
@kandthinkabout