"Terkadang, untuk bisa menetap kau harus pergi"
"Teh itu candu hati, membuatmu nyaman dengan kehangatannya. Membuatmu menikmati hidup tanpa perlu terjaga semalaman," ucap Ara.
"Ah, kopi itulah candu yang lebih komplet. Candu untuk jiwa sekaligus pikiran. Membuatmu tahu bahwa hidup harus dijalani dengan energi maksimal," balas Vin.
Ara dan Vin, dua perempuan urban yang sehari-hari berjibaku dengan profesinya masing-masing. Juga dengan setimbun masalah seperti kebanyakan orang. Keluarga, cinta, karier. Sampai pada suatu titik ketika masing-masing merasa butuh waktu untuk diri sendiri. Lelah untuk selalu menuruti bahagia versi orang lain.
Dua orang yang belum pernah berjumpa ini anehnya sama-sama memutuskan untuk mengambil jeda dan melakukan perjalanan. Ara ingin memburu rahasia racikan teh, Vin berhasrat mengumpulkan referensi untuk coffee shop yang ingin ia buka. Dua racikan minuman yang berbeda ini mempertemukan mereka di Georgetown, dalam persaingan dan gengsi, yang membuat keduanya sepakat menjadi travelmate demi satu tujuan: melihat apakah teh ataukah kopi yang paling penting.
Selalu ada kejutan yang terjadi di setiap kota yang mereka singgahi. Kejutan untuk cara pandang mereka, permasalahan yang tertinggal di kota asal, dan perasaan yang bertumbuh ke arah yang tak diduga. Ara tahu ada Bian yang setia menantinya pulang. Namun, anehnya, ia malah ingin berlama-lama menikmati perjalanan itu. Mungkinkah karena sosok yang tiba-tiba muncul di tengah petualangan itu? Ini cerita tentang hati yang justru merasa pulang dalam perjalanan.
Edgar merasa beruntung memiliki Flora sebagai kekasihnya. Tak peduli jika Flora adalah gadis nerd disekolahnya.
Hanya orang bodoh yang tak menyadari betapa sempurnanya seorang Flora Ayumi Maharani.