"Permisi Kak", Cia memberanikan untuk membuka suara saat dirinya baru saja masuk kedalam ruangan Ketua Panitia Ospek yang terkenal dengan tatapan menusuk dari mata hazel elang laki-laki itu. Cia terus saja menundukkan mukanya, membiarkan poni tipis didepan dahinya dan rambut panjang coklat gelapnya yang diikat kepang dua turun menutupi sebagian wajahnya. Cia tidak berani menatap kakak tingkat yang ada didepannya sekarang. Akibat kecerobohannya membuat dirinya harus berhadapan langsung dengan pemilik suara bass dan berat tersebut. 'Suara itu' , Jerit hati kecil Juan saat mendengar kata yang keluar dari bibir gadis yang kini berada didepannya sambil menundukkan kepalanya, seolah mengatakan bahwa dirinya tidak berani untuk menatap dirinya. "Angkat wajah Lo, apa begitu bicara dengan senior dengan cara menundukkan kepala?, Jika bicara dengan yang lebih tua tatap matanya bukan menunduk", Ucap Juan secara tegas mencoba membuktikan bahwa gadis ini 'dia' yang Juan rindukan atau bukan. Cia berusaha mengangkat wajahnya, memberanikan diri menatap sang senior. Mata bulatnya berwarna coklat terang berpapasan dengan sang pemilik mata elang tersebut. 'Benar ternyata itu 'dia' pemilik tatapan teduh itu' ,Jerit batin kecil Juan 'Astaga, sial!', Teriak batin Cia. Ada apa dengan Juan dan Cia? Ayo baca! Salam Author✔