Malam itu gue ternyata melakukan kesalahan. Kesalahan yang membuat dia terpaku di ambang pintu. Pilihan ada di dia, mau maju selangkah untuk keluar, atau mundur selangkah untuk kembali masuk. Dan gue hanya mampu menunggu di belakangnya, nggak punya kemampuan untuk menarik dia kembali masuk. Persis kaya gue lagi berusaha mencegah orang yang mau lompat bunuh diri, sekali aja gue melangkah, orang yang bunuh diri itu malah semakin nekat lompat. Malam itu, gue menghancurkan rasa spesial di jam-jam terakhir hari ulang tahun gue. Dan semenjak malam itu, semuanya nggak pernah sama lagi. Jadi cerita ini tentang dia. Tentang bagaimana dia bisa menjadi seseorang yang siap memporak-porandakan dunia gue hanya karena kadar senyuman untuk gue perlahan berkurang.