Aku berharap kisah yang kuceritakan ini hanya lah cerita khayalan seperti cerita para pengarang biasanya, tapi tidak, pada kenyataannya cerita ini adalah kisah nyata. Kisah nyata yang aku alami, kisah nyata yang tak pernah kubayangkan selama hidupku akan ada, terjadi dan kualami dalam hidupku.
••
Gak ada kehilangan yang gak menyakitkan, bukan? Dan kehilangan dirimu untuk selamanya, tidak hanya menyakitkan tapi juga menghancurkan diriku dalam waktu sekejap. Hanya saja, aku lebih memilih untuk tegar dan menerima kenyataan bahwa Sang Pemilik-mu yang sebenarnya sudah sangat merindukan kehadiranmu di sisi-Nya dan aku wanita kecil yang hanya beruntung diberi kesempatan untuk bisa merasakan kasih sayang darimu, apakah berhak marah ketika Sang Pemilik-mu mengambilmu dari sisiku bahkan dari Dunia? Tidak, aku tidak berhak untuk itu.
Tuhan, sungguh aku sangat ber-terimakasih untuk semua kesempatan yang telah kau berikan untukku. Terimakasih karena Kau telah beriku kesempatan untuk dapat merasakan kasih sayang yang begitu tulus dari Ciptaan-Mu yang begitu baik rupa dan hatinya. Aku benar-benar sangat bersyukur. Maafkan aku jika aku belum atau mungkin tidak cukup baik dalam menjaganya selama ini.
Tolong, jaga dia untuk wanita kecil menyebalkan yang sedang berusaha menjadi lebih baik ini.
-Teruntuk kamu, yang telah bahagia di sisi-Nya. Sony Deska Arisandy. Malaikat tanpa sayapku.-
Menikah karena dijodohkan dengan seorang yang dari segala sisi sempurna Arina mengira jika dirinya akan bahagia bersama dengan pilihan orangtuanya, tapi rupanya hidup tidak berjalan seperti yang Arina inginkan.
Sadewa Natareja, pria yang masuk ke dalam jajaran anggota dewan rakyat paling muda ini nyatanya tidak bisa menjadikan Arina sebagai seorang istri yang seutuhnya. Pengorbanan Arina menerimanya yang berstatus duda dan merawat anaknya yang berusia kurang dari satu tahun nyatanya tidak bisa membuat Dewa mencintai Arina seperti dirinya mencintai istri pertamanya, Husna.
Dimata Dewa, Arina tidak lebih dari seorang wanita yang dipilihkan ibunya untuk menjadi teman dibawah atap yang sama dan sosok yang menjadi ibu untuk putra kesayangannya sebaik apapun Arina berusaha menjadi istri yang baik untuknya.
Semua hal yang dilakukan Arina serasa tidak berarti sama sekali sampai akhirnya Arina lelah sendiri, meraih cinta suaminya nyatanya hal yang mustahil bagi Arina. Perlahan, Arina menjauh membangun benteng tinggi yang membuat Dewa tersadar betapa seharusnya dia bersyukur memiliki Arina dalam hidupnya.
Sayangnya, semuanya sudah terlambat.
"Mas Dewa, aku capek."