After We Fell

Content Warning :
• MATURE CONTENT
• HARSH WORD

PLEASE BE WISE!!!

"Kenapa?" tanya Bella terengah, matanya tidak fokus. "Kenapa lo bawa gue ke tempat ini? Apa mau lo? Gue pengen pulang, anjing! #$& €£d ¥₩ !# $z&* &q$#* !#m$*&^ *&^k/$ €h*£¥ f₩ ₩*¥z £€!f #$^**&* *&^$#!." dia mengumpat panjang dengan kata-kata kasar yang sebagian bahkan belum pernah didengar Dhika.

"Mau gue ini." Radit mendekat ke arah Bella, memegang tengkuknya dan mendekatkan wajah mereka. Bella sepertinya tidak akan sadar akan apa yang dilakukan cowok di depannya itu.

Lalu kejadiannya begitu cepat. Dhika menarik rambut cowok brengsek itu lalu mengayunkan tinju ke hidungnya dengan kekuatan maksimal.

Radit terjengkang dan berteriak kesakitan. Dhika menghampirinya, masih meninjunya beberapa kali sebelum dia ditarik mundur oleh entah siapa. Beberapa orang cowok menghampiri Radit yang masih terkapar di lantai dan membantunya berdiri.

"Apa maksud lo bangsat!" katanya meludah darah.

"Lo yang bangsat karena manfaatin cewek mabuk, anjing." balas Dhika. Mereka sudah membentuk lingkaran besar orang yang menonton.

"Dia pacar gue. Apa urusan lo." bentak Radit.

=======

Bella tak pernah menyangka teman baik yang sudah sangat lama dikenalnya, dan kepada siapa dia diam-diam menaruh separuh hatinya, ternyata menjadi seorang brengsek.

Radit nggak perlu berpikir panjang untuk melecehkan Bella, teman yang sangat mempercayainya.

Dhika terpesona pada pandangan pertama saat melihat mata abu-abu yang dalam itu. Memandangnya seperti menyelami samudera yang ingin dimilikinya seorang diri.

Dapatkah dia, sementara dia sendiri harus memikul tanggungjawab yang sangat berat?

======