Namanya Prilly anak dari pemilik sekolah ditempatku menuntut ilmu. Aku sudah sejak lama mengaguminya tapi tak ada sedikitpun keberanian buatku mendekatinya. Bahkan sahabatku bilang aku ini terlalu bodoh karena tak berani mendekatinya. Tapi sikapku ini bukan karena aku takut ditolak tapi karena aku ingin memiliki dia seutuhnya hingga saatnya tiba nanti. Mungkin ini terlalu cepat untuk aku pikirkan tapi hatiku selalu bilang kalo dia adalah orang yang tepat.