A Stay-at-home Dad's Restaurant In An Alternate World 1-1100 +

Bab 71-100

Bab 71: Hati-hati!

Penerjemah: Terjemahan Henyee Editor: Terjemahan Henyee

Krassu meletakkan sendok itu dengan lembut. Tidak ada satu butir beras pun yang tersisa. Dia mengunyah suapan terakhir nasi goreng, merasakan rasa enak menyebar di mulutnya.

Usai menelan, nasi goreng itu menjadi arus hangat, menyehatkan tubuhnya yang hampir kering. Dia merasa dihidupkan kembali, dan tidak peduli jika itu hanya petir sebelum kematian. Hidup itu indah baginya sekarang.

"Pemilik, saya ingin satu piring lagi," kata Krassu sambil menatap Mag. Dia tidak bisa mengingat kapan terakhir kali dia menginginkan detik. Dia merasa dia bisa makan lebih banyak hari ini.

Mag menggelengkan kepalanya sedikit. "Maaf pak. Jam buka pagi kita sudah berakhir. Sebenarnya, kami sudah buka selama tiga menit tambahan sekarang. Silakan makan lain kali. " Saat itu sudah pukul tiga lewat tiga. Mag memiliki wajah yang tidak bisa dinegosiasikan.

Krassu memandang Mag. "Saya hanya ingin satu piring lagi. Saya akan membayar dua kali lipat. " Dia mengeluarkan tiga koin naga dan meletakkannya di atas meja dengan lembut.

Lagi-lagi Mag menggeleng. "Maaf, tapi itu aturan kami di sini." Jika dia hanya orang tua biasa, Mag mungkin akan membuat pengecualian. Tapi dia adalah Krassu. Dia tidak menginginkan apa pun selain membuatnya pergi sekarang — dia tampak berbahaya baginya.

"Ayah ..." Amy menatap Mag, ragu-ragu. Kakek berjanggut putih itu sangat menyedihkan, dan dia menawarkan untuk membayar dua kali lipat. Kemudian dia melihat wajah Mag dan menahan kata-katanya.

Krassu menatap Mag lama untuk memastikan bahwa dia tidak mengharapkan dia untuk menaikkan tawarannya. "Saya melihat. Lalu aku akan kembali untuk makan siang. " Dia menyisihkan dua koin. Dia ingin bertanya tentang Musim Semi Kehidupan, tetapi memikirkannya lebih baik. Dia memutuskan untuk membicarakannya nanti.

Krassu merapikan jubahnya dan menegakkan tubuhnya sedikit. "Pemilik, aku ingin meminta bantuanmu," katanya sambil menatap Mag. "Saya Krassu, seorang magic caster tingkat 10 dari Kerajaan Roth. Saya sudah tua sekarang, jadi saya mencoba mencari murid untuk mewarisi keterampilan sihir saya. Aku baru saja merasakan gelombang sihir aneh darinya. Bisakah Anda mengizinkan saya untuk memeriksa bakatnya? Mungkin sudah takdir aku bertemu dengannya hari ini.

Mag menyipitkan matanya. Seorang magic caster tingkat 10. Ada tidak lebih dari 15 orang di seluruh benua. Mereka adalah yang terkuat.

Bahkan Kerajaan Roth hanya memiliki empat atau lima dari mereka. Tapi saya tidak melihat namanya di daftar saat itu. Dia sepertinya tidak berbohong, karena dia hanya mengatakannya seperti itu bukan apa-apa.

"Jika Anda menjadikan Amy sebagai murid Anda, apakah Anda akan membawanya kembali ke Rodu?" Mag bertanya pelan, menatap Krassu.

Orang tua itu mengangguk. "Saya akan. Ada peralatan yang tepat dan ruang sihir yang sempurna untuk pemula di Menara Magus. Mereka bisa belajar lebih cepat di sana. Sebagai murid saya, dia berhak memasuki Menara Magus. Itu adalah menara suci untuk para magic caster. "

Menara Magus sangat dihormati oleh sebagian besar magic caster di Benua Norland, dan itu adalah alasan penting mengapa sejumlah besar magic caster tinggal di Rodu. Bahkan orang biasa tahu apa artinya memasuki Menara, jadi dia tidak khawatir Mag akan menolak tawarannya.

"Maaf, aku tidak suka gagasan Amy meninggalkan sisiku, dan aku tidak akan pernah membiarkan dia pergi ke Rodu sendirian. Jadi terima kasih, tapi aku harus menolak tawaranmu dengan sopan, "kata Mag sambil menggelengkan kepalanya tanpa ragu-ragu.

Amy mengangguk. "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, Ayah." Duduk di kursi, dia mengulurkan tangan kecilnya untuk meraih jari Mag.

Krassu membeku sesaat. Sebagai seorang magic caster tingkat 10 yang melayani Kerajaan Roth, dia ingin menguji Amy; jika dia memenuhi syarat, dia akan menjadikannya muridnya dan membawanya kembali ke Rodu untuk belajar sihir di Menara Magus.