Dokyeom's Fantasy

42.4K 450 1
                                    

Note: Baca yang (Not Too) Innoncent Dokyeom dulu✨

Note: Baca yang (Not Too) Innoncent Dokyeom dulu✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Y/N-ah, ada Dokyeom.. Eomma dan Appa berangkat dulu ya" teriak mama dari bawah. "Ne Eomma" jawabku. Aku masih menatap kaca berulang kali, meski sudah kembali memakai style ku dulu tetap saja aku masih malu bertemu Dokyeom karena kejadian kemarin. Akhirnya aku memantapkan diri dan keluar kamar. Di ruang tamu terdapat Dokyeom yang tengah mengamati foto-foto keluargaku. Dokyeom memakai sweater berwarna navy dan celana seragam. Ia tidak membawa tas dan tidak mengenakan seragam atasan. "Eum, kyeom.. kita jadi bolos?" tanyaku. Dokyeom menoleh padaku "Iya, lagipula hari ini hari kosong" ucap Dokyeom. Kami keluar dari rumahku dan berjalan menyusuri jalanan yang tidak terlalu ramai. Sepanjang perjalanan sedikit canggung karena aku masih malu akibat terlalu nekat kemarin. "Hei, kenapa diam saja?" tanya Dokyeom memecah keheningan. "Ah a.. itu.. tidak, aku hanya bingung mau berbicara apa" jawabku terbata. Dokyeom mencoba mencairkan suasana dengan mengajakku bercanda. Akhirnya tidak terasa kami telah tiba di apartemennya. Dokyeom memiliki apartemen sendiri yang berisi buku-buku dan alat musiknya. Katanya, jika semua orang dirumah Dokyeom sulit fokus untuk belajar.

Cklek
Aku menatap Dokyeom yang tengah mengunci pintu apartemen. "Sini" ucap Dokyeom yang tengah berdiri di depan pintu. Ia membuka lebar tangannya, memintaku untuk memeluknya. Dengan langkah ragu aku berjalan pelan ke arah Dokyeom. Pelukan Dokyeom selalu bisa membuatku aman dan tenang. Setelah cukup lama berpelukan, Dokyeom menatapku sebentar lalu mencium bibirku. Berbeda dengan yang kemarin, ciumannya kali ini lebih ganas. Ia mengarahkan ku ke ruangan belajarnya. Setelah melepas ciumannya, Dokyeom membantuku melepas jaketku dan mendudukkan ku di kursi belajarnya. "Sebentar" bisiknya. Aku menatap cermin yang ada di depanku, 'Kau gila memang kemarin, Y/N' batinku. Tidak lama Dokyeom kembali membawa sebuah tali berwarna hitam. "Untuk apa talinya?" tanyaku. Ia tidak menjawab dan hanya tersenyum sebentar. Tanganku disatukan dibelakang kursi kemudian di ikat. Dari belakang, Dokyeom meremas dadaku dan menatapku melalui cermin. "Kau benar mau tau?" bisiknya. "Mmh iyaa" jawabku tanpa sadar. Dokyeom kembali menunjukkan smirknya dan berdiri di depanku. Tanpa aba-aba tangannya memegang kerah bajuku, dan dalam sekali tarikan seluruh kancing bajuku terlepas. Ia menyingkap rokku dan melepas celana dalamku lalu membuangnya ke sembarang tempat. Kaki ku yang tadi rapat ia buka lebar. Dokyeom menjilati jari manis dan jari tengahnya kemudian ia mengarahkannya ke lubangku. Ia mulai menggerakkan tangannya keluar masuk dengan cepat. "Mmmhh Ahhh" desahku saat Dokyeom makin mempercepat gerakan tangannya. Kepalaku mendongak karena permainan Dokyeom terlalu nikmat. Tidak lama aku akan mencapai klimaks. "Ahh Kyeom, aku.. mauu... keluaarhhh" erangku. Ia mempercepat gerakan tangannya dan cairanku keluar membasahi tangannya. Tanpa ragu, Dokyeom menjilati tangannya. "Itu baru permulaan sayang" bisiknya. Suara Dokyeom ternyata bisa se menggoda itu. Ikatan di tanganku ia lepas dan segera semua bajuku dilucuti hingga telanjang bulat. Dokyeom menggendongku ke kasur dan kembali mengikat tangan dan kaki ku. Ia pergi sebentar meninggalkanku dan kembali membawa sesuatu. Ternyata vibrator, darimana ia punya vibrator. Vibrator yang dibawanya ia nyalakan dan diarahkan ke gspotku. Saat terkena gspotku, tubuhku langsung menggelinjang. Karena kaki ku juga di ikat aku tidak bisa menolak vibrator yang di mainkan Dokyeom. "Aahhh, Kyeom.. henti..kan mmmh" racauku. "Kau panggil apa?" tanya Dokyeom sambil mempercepat getaran di vibratornya. Tubuhku ikut bergetar hebat setelah Dokyeom menaikkan getaran vibratornya. Sebenarnya nikmat, tapi terlalu geli sehingga aku tidak suka bermain dengan vibrator. "Aahhh, A..aku h..harus pa..nggil a..pa?" jawabku terbata. Tubuhku sudah bergerak kesana kemari karena tidak mampu menahan geli.

"Daddy, coba panggil" ucapnya sambil tersenyum padaku. "Daddy mmh, ku..mohon h..hentikan" kataku tanpa berpikir panjang setelah Dokyeom menjawab. Smirk Dokyeom kembali mengembang, ia memegang pinggulku dan menambah getaran vibratornya lagi. Karena pinggulku ia pegang aku tidak bisa memberontak lagi. "Aahhhh Nggghhhhh" racauku. Menurutku bukannya malah nikmat, bermain dengan vibrator malah membuatku terasa seperti dihukum. Tubuhku menegang sebelum akhirnya mencapai klimaks lagi. Belum apa-apa aku sudah mencapai 2 kali klimaks. Nafasku tersengal dan bagian kemaluanku masih terasa geli. "Aku sudah memuaskanmu.. sekarang gantian ya" ucap Dokyeom. Ia melepas seluruh pakaiannya, juniornya sudah tegang dan berdiri sempurna. Tali yang mengikat tangan dan kaki ku dilepas lagi. Ia menyuruhku untuk duduk dan menghadap juniornya. Tangannya memegang kepalaku. Juniornya yang besar itu mulai ku kulum perlahan. Namun tangan Dokyeom mendorong kepalaku agar bergerak cepat. "Arrgghh.. terus sayang" erangnya. Ia tetap mendorong kepalaku sehingga aku tidak memiliki waktu istirahat saat mengulumnya. "Mmhh aku tidak tahan" ucap Dokyeom sambil melepas juniornya. Ia membalikkan tubuhku hingga menungging dan menarik tanganku ke belakang jadi aku bertumpu menggunakan pipiku. Dengan sekali hentakan ia bisa memasukkan juniornya kedalam lubangku dan langsung menggerakkan pinggulnya. Tangan kanannya memegang kedua tanganku sedangkan tangan kirinya memukul dan sesekali meremas pantatku. Desahan kami memenuhi ruangan belajar ini. Ternyata rough sex juga enak, aku kira sangat menyakitkan. Tangan kanan Dokyeom yang tadi memegang kedua tanganku kini berganti memegang tengkukku. Gerakannya sangat cepat dan liar, sesekali ia masih memukul pantatku atau mencengkram tengkukku semakin keras. "Mmmhh daddy" desahku. Aku merasa gerakan Dokyeom makin cepat, sepertinya ia akan keluar. "Aahhh, aku akan keluar.. sayang" erang Dokyeom. Saat membenamkan juniornya Dokyeom meremas kedua pantatku. Cairannya memenuhi lubang ku. Setelah melepas juniornya, Dokyeom tidur disebelahku. Ia menatapku dan tersenyum manis. Sepertinya Dokyeom yang tadi dan yang ini berbeda. Darimana datangnya Dokyeom yang tadi. "Kau mau main lagi?" tanya Dokyeom lengkap dengan smirknya itu.

-------------
Happy New Year y'all!✨
Hoping you have a great day today, and great years.🍓
Selamat karena kalian sudah survive 2020 yang sedikit melelahkan semoga 2021 tidak se mengecewakan 2020 ya😂💎
Tetap support uri sebongie till the last say the name

🍓Selamat karena kalian sudah survive 2020 yang sedikit melelahkan semoga 2021 tidak se mengecewakan 2020 ya😂💎Tetap support uri sebongie till the last say the name

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Spesial menyambut 2021, bakal update 2-3 cerita hari ini!🍀

[M] Seventeen Sweetness [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang