Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Terdengar suara sorakan dari siswa dan siswi di sekolah itu, mereka menyoraki dua sejoli yang sedang berada di tengah lapangan, menjadi pusat perhatian satu sekolahan. Dia sang pemuda tampan yang sedang mengungkapkan perasaannya didepan kakak kelasnya itu tidak merasa risih sama sekali, berbeda dengan gadis didepannya, wajahnya sudah merah padam akibat menahan malu.
"Terima, terima, terima,"
"Jadi, gimana?" tanya pemuda tersebut setelah sorakan berhenti.
"Heh Soobin, hentikan tingkah gila lo ini." jawab gadis itu pelan, tidak ingin orang-orang disekitar mendengar.
Gadis itu menggertakan giginya pelan, menahan amarah. Sungguh dirinya ingin menenggelamkan pemuda didepannya kedalam kolam ikan di taman dekat ruang guru.
"Gak mau sebelum kakak jawab," Soobin mengatakan hal itu diikuti senyuman manisnya.
"Kenapa gue harus nerima lo? apa keuntungan yang bakal gue dapat?" gadis itu bertanya dengan penekanan disetiap katanya.
Soobin pura-pura berpikir, sulit sekali menaklukkan hati gadis didepannya itu, bahkan ia bisa dibuat uring-uringan hanya karena memikirkan gadis mungil itu.
Tak mempedulikan Soobin dan keadaan disekitarnya, gadis itu langsung pergi dari tengah lapangan, hal itu membuat desahan kecewa keluar dari siswa dan siswi yang berada disana.
"Kak, mau kemana?” teriak Soobin mengikuti gadis itu
"Kak Arin!"
Tetap tidak dihiraukan. Soobin benar-benar lelah, tapi ia tidak akan menyerah sebelum Arin mau membuka hati untuknya.
