Prolog

100 11 11
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Palembang, 27 Desember 2020

Hari ini Bandara SBM II padat. Ribuan aktivitas berlomba-lomba ingin diselesaikan terlebih dahulu. Namun kecuali dia, seorang remaja yang sedang memegang permen lolipop malah sibuk menghafalkan dance tiktok.

Disampingnya,

Satu tahun ia tinggal di AS, palembang nggak berubah.

"Woah hempas mop!" remaja itu berguman dengan tangannya bergerak sana-sini.

"Semudah iniii?" ia membuang permen lolipopnya lalu merapikan rambutnya. "Okei satu dua tig--"

"Maap telat, Kasep," potong seseorang datang dengan napas terengah-engah.

"Sorry?"

"Mang Ujang, Kasep," katanya sambil menundukan kepala.

"Wow Mang Ujang! what's up?"

Pria yang dipanggil Mang Ujang itu meringis. "Saya nggak bisa bahasa inggris, Kasep,"

Remaja itu ikutan meringis.

"Mau langsung diantar aja atau ada tempat yang ingin di tuju terlebih dahulu, Kasep?" tanya Mang Ujang sambil mengambil koper di samping remaja itu.

"Cuss aja Mang!"
.
.

"Kasep, bangun, udah sampe," Mang Ujang menepuk pelan bahu remaja yang sedang tidur bersandar di jendala mobil.

"Emmm?" remaja itu menggeram pelan.

Mang Ujang menghelah napas. "Bangun ayoo, Kasep,"

Remaja itu berdecak. "Iya iyaa," katanya sambil memakai tas.

"Kasep beneran mau turun disini? jalannya sepi loh," Mang Ujang hendak turun dari mobil.

"Aku udah gede, Mang Ujang pulang aja, jagain rumah." ucap remaja itu.

Mang Ujang mengangkat jempolnya.

Setelah Mang Ujang pergi remaja itu membuka kembali kertas usang di saku celananya. Disana ada peta. Yang dia heran, peta itu menunjukkan suatu tempat, Sonug.

Sonug itu tempat apaaaa?

Remaja itu mulai mengikuti alur yang ditunjukan peta.

Setelah berapa menit, ia menghentikan langkahnya, ia sudah sampai di Sonug, tepat di hutan dengan pohon beringin yang menjulang besar.

Aneh.

Biasanya pohon beringin beraura negatif, tapi ini malah adem.

Bikin nyaman.

"Ohh jadi Sonug tu hutan," remaja itu mengangguk-anggukan kepala sambil mengamati sekitar.

"Hutannya bagus njirr," remaja itu mengeluarkan ponselnya, memotret pemandangan di depannya sebanyak mungkin.

"Wait waitt," ia menurunkan ponselnya. "Napa gue malah ngikutin ni peta? kok gue nurut? terus ini hutan Indonesia bagian mana anjrit!"

Remaja itu heboh sendiri di tengah hutan.
.
.

"Gimana pulangnya sih, muter muter terus dari tadi," remaja itu mulai jengah. "Ini peta juga ngapain pake sobek segala!"

Remaja itu menunduk. Dingin. Mana udah malem lagi. Hendak menghidupkan senter, tiba-tiba muncul cahaya dari pohon beringin. Cahaya itu bersinar terang.

"Your zodiac sign?"

Remaja itu menatap tak percaya, baru tau pohon beringin bisa ngomong. Wahh daebak!!

"Nggak ngerti maksut lo, Hon," remaja itu mendekat. "Ulang coba."

"Your zodiac sign?"

"Capricorn."

"Show me your magic wand!"

"Ouh tongkat sihir. Enggak ada gue."

"Show me your magic wand!"

"Dih kok maksa, dibilang nggak ada juga."

"In your bag!"

Remaja itu mendelik. "Stres!"

"Show me the magic wand in your bag!"

"Isinya daleman gue anjrit!"

"Show me the magic wand in your bag!"

Remaja itu berdecak sambil membuka tasnya. "Dibilang juga apa," ia menunjukan isi tasnya. "Enggak ada iniii."

"Gold!"

"Gold gold ndasmu!"

"Gold!"

"Stres!"

"Gold!"

"Minta tabok lu yaa!"

"Please show me your magic wand, in your bag, gold!"

Remaja itu akhirnya memeriksa tasnya sekali lagi. Nah kan dibilang juga apa. Nggak ada tongkat sihi... Wait, remaja itu mengangkat benda panjang dari tasnya. "Maksut lo ini, Hon?"

"Are you Curto?" tanya pohon itu dengan nada yang... terkejut mungkin.

Remaja itu mengangguk.

Pohon beringin itu menunduk hormat. "Welcome to Sonug, Mr. Curto!"

Bismillah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bismillah

Duh... ini cerita kedua yang gue publish wkwk.
deg degan sumpah, semoga suka yaa!

btw cerita yang pertama itu, gatau dipublish di akun yang mana terus fw nya juga lupa soalnya dipublish pas kelas delapan.

vote comment jangan lupaaaa!

Tatak istri sah Om Lee Min Ho .

CURTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang