Part 2
Keadaan masih hening, tepat setelah Lan Wang Ji melontarkan tuduhannya Wei WuXian diam membeku. Wei WuXian takut kalau dia tidak bisa menyusun kata yang tepat dalam kebohongannya jadi ia hanya diam, Lan Wang Ji bukan orang yang bodoh jadi dia tidak bisa dibohongi dengan alasan bodoh. Lan Wang Ji masih menunggu jawaban dari Wei WuXian, ia tidak ingin berspekulasi lebih jauh karena ingin mendengar jawaban langsung dari Wei WuXian. Melihat Giok Gusu itu tidak berniat mundur dari rasa ingin tahunya, akhirnya Wei WuXian mengalah dan menyuruh Lan Wang Ji masuk kedalam kamar miliknya.
" Masuklah, aku tidak mau ada yang mendengar pembicaraan kita!"
Lan Wang Ji mengangguk patuh dan segera masuk kedalam kamar Wei WuXian, mereka duduk berhadapan dimeja kecil dikamar itu." Sebelum aku dijatuhkan dari bukit LuanZhang, aku sedang menunggu Jiang Cheng turun gunung yang berada di Yiling, tapi aku malah bertemu Wen Chao dan dan segerombolan Sekte Wen yang memang sedang mencari kami! Setelah itu kami bertarung, aku kalah jumlah dan berhasil dipukul mundur, lalu Wen Chao menyuruh Tangan peleleh inti untuk menghancurkan Jindanku! Aku tidak bisa melawan lagi, dan berakhir dengan dijatuhkan kedalam bukit LuanZhang!"
Lan Wang Ji diam, masih mencerna ucapan Wei WuXian. Terasa sangat janggal, melihat kehebatan Wei WuXian dia tidak mungkin kalah begitu saja tapi saat melihat tatapan dari Wei WuXian yang tidak menyimpan kebohongan sama sekali membuat Lan Wang Ji harus merasa puas dengan jawabannya.
" Kenapa tidak memberi tahu kami alasanmu mengambil kultivasi iblis karena kau tidak memiliki jalan lain, Wei Ying?"
" Itu akan terlihat menyedihkan, aku juga tidak mau kalau saudaraku merasa khawatir padaku. Jadi kuputuskan untuk menyimpannya rapat-rapat!"
" Semua orang akan terus menghinamu kalau mereka tidak tau alasanmu yangs sebenarnya!"
" Aku tidak peduli! Terserah mereka mau mengatakan apa!" Jawab Wei WuXian.
" Tapi aku bukan oranglain, kenapa kau malah menyembunyikan ini dariku!"
Kalian salah kalau itu adalah Lan Wang Ji, yang mengatakan itu adalah Jiang Wanyin yang sejak awal mendengar perbincangan mereka diambang pintu, ia sangat terkejut kalau sebenarnya saudaranya itu juga memiliki nasib yang sama dengannya. Dia terlihat sangat marah tapi juga merasa bersalah, selama ini dia selalu memarahi Wei WuXian yang tidak mau membawa pedangnya lagi tampa tau alasan yang sebenarnya.
" Jiang Cheng? Sejak kapan kau berada disana!"
" Sejak awal, aku mendengar semuanya!"
Wei WuXian langsung bangkit dari tempat duduknya, ia jadi merasa bersalah karena Jiang Cheng berfikir kalau dia menganggap Jiang Cheng sebagai oranglain dan bukan sebagai sebagai saudaranya. Jiang Wanyin berbalik dan berniat pergi begitu saja.
" Jiang Cheng, jangan marah seperti itu! Aku hanya perlu waktu yang tepat untuk memberitahumu!
Wei WuXian masih berusaha membujuk Jiang Cheng, Ketua Sekte Jiang itu menepis tangan Wei WuXian tapi tampa sadar mendorong tubuh saudaranya itu pelan, Wei WuXian terjatuh karena dorongan pelan dari Jiang Cheng. Tiba-tiba suasana menjadi hening dan mencekam, mereka jelas tau kalau Jiang Cheng bahkan tidak mendorong Wei WuXian menggunakan tenaga, ia hanya menepis tangan Wei WuXian. Bahkan Wei WuXian juga terkejut karena dirinya jatuh hanya karena dorongan pelan dari Jiang Wanyin, kenyataan kini menamparnya, tubuhnya lemah bahkan terlalu lemah sejak Jindan itu dikeluarkan dari tubuhnya. Ia bahkan tidak bisa bertahan dari dorongan pelan Jiang Cheng. Jiang Cheng menatap kedua tangannya dengan perasaan bersalah, dia tidak tau kalau tubuh saudaranya itu sangat lemah sampai terjatuh hanya karena ia mendorongnya pelan.
" Wei Ying, Aku-"
Jiang Cheng ingin mendekati Wei WuXian, tapi saudaranya itu langsung mengangkat tangannya yang sedang memegang seruling miliknya.
" Jangan mendekat! A-aku tidak apa-apa Jiang Cheng! Mungkin aku mabuk sampai tidak bisa menyeimbangkan diriku! Bisakah kalian keluar dari kamarku, aku ingin tidur sekarang!"
Tentu saja yang diucapakannya itu bohong, Wei WuXian bahkan tidak minum arak sama sekali tapi dia berbohong bahwa dia mabuk dan tidak bisa menyeimbangkan dirinya. Wei WuXian berdiri dengan pandangan kosong, ia fikir dirinya akan baik-baik saja walaupun tampa Jindan tapi ternyata tubuhnya yang selama ini dialiri tenaga spritual berkata lain.
Giok Gusu itu juga tidak kalah terkejut, pantas saja setelah peperangan terakhir Wei WuXian sampai pingsan selama tiga hari, selama ini dia juga selalu menghindari kontak fisik yang mungkin tampa mereka sadari menyakiti Wei WuXian.
" Wei Ying, kau baik-baik saja?"
Pertanyaan bodoh, tapi hanya itu yang bisa dikatakan Lan Wang Ji. Ia jelas tau kalau Wei WuXian sama sekali tidak baik karena baru ditampar kenyataan bahwa tubuhnya sudah tidak seperti dulu lagi. Wei WuXian mengangkat kepalanya dan tertawa canggung." Ah, jangan khawatir. Aku baik-baik saja! Jiang Cheng, kau juga tidak perlu merasa bersalah!"
Mereka menatap ragu Wei WuXian, melihat keduanya tidak berniat meninggalkan dirinya Wei WuXian menarik selimutnya dan tidur membelakangi mereka. Ia ingin sendiri, Wei WuXian sama sekali tidak merasa sedih, karena kalau dia merasa sedih berarti secara tidak langsung dia menyesal memberikan Jindannya kepada saudaranya. Wei WuXian hanya ingin menerima kenyataan ini dengan lapang dada, menyesuaikan diri dengan keadaan tubuhnya yang baru.
Giok Gusu dan Ketua Sekte Jiang itu menghela nafas melihat punggung dingin Wei WuXian, mereka mencoba mengerti kalau Wei WuXian butuh waktu untuk sendiri dan segera keluar dari kamar pemuda itu. Keadaan hening langsung menyapa Lan Wang Ji dan Jiang Wanyin, tidak ingin berlama-lama dalam keadaan canggung, Jiang Wanyin berpamitan untuk pergi dan hanya dibalas anggukan kecil dari Lan Wang Ji, mereka berpisah arah dengan tujuan yang berbeda namun fikiran mereka masih berfokus pada hal yang sama, Wei WuXian menyembunyikan sesuatu dari mereka semua. Wei WuXian mencoba memejamkan matanya, tapi ia takut untuk tidur, semenjak mimpi itu menyergap dirinya Wei WuXian seakan hidup dalam ketakutan.
Bagaimana jika mimpi itu memang benar, mungkin saja mimpi itu dikirim dari dirinya dimasa depan agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Ia mendesah kesal, benar- benar merasa bimbang dengan apa yang sebenarnya terjadi. Selama satu minggu mengurung diri, Wei WuXian sudah memikirkan dengan matang untuk meninggalkan Dermaga Teratai, bukannya dia bermaksud membelot. Dia hanya ingin menghindari semua kemungkinan yang akan terjadi dimasa depan, dia akan pergi dengan cara baik-baik, berpamitan dengan kedua saudaranya lalu menghilang tampa kabar. Lagipula akan berbahaya kalau dia tetap berada di Lain Hua Wu, karena sekte lain tidak suka dengan kehadirannya dan mungkin saja akan menggertak Jiang Cheng untuk menyingkirkannya dan membuat saudaranya itu merasa bimbang.
Wei WuXian sudah memutuskan, esok pagi ia akan pergi meninggalkan Dermaga Teratai yang sangat dicintainya, ini demi kebaikan mereka. Wei WuXian tau ia adalah burung phonex yang tersimpan didalam Lian Hua Wu, phonex itu membuat semua orang kagum namun juga iri, disatu sisi ia membuat semua sekte takut menyentuh Dermaga Teratai karena kehebatannya, namun disisi lain juga membuat sekte lain menumpuk kebencian padanya karena tidak bisa mengusik Lian Hua Wu.
Phonex itu mungkin sangat mengagumkan, namun jika dia terus berada didalam Lian Hua Wu, lama-lama phonex itu bisa membakar Dermaga tersebut dari dalam, jadi sebelum phonex itu membakarnya ia harus segera disingkirkan. Setelah membuat Lian Hua Wu bersinar, Wei WuXian harus pergi agar tidak terjadi krisis politik di Lian Hua Wu untuk menyingkirkannya. Dia tidak bodoh, dan sangat menyadari ini semua.
" Maafkan aku Jiang Cheng, kali ini aku benar-benar harus pergi! " Gumamnya pelan.
TBC..
Sekian dulu, saya lagi mengumpulkan semua ide yang berceceran entah dimana. Mungkin besok, FAKE dan THE INFINITY LOOPS akan menyusul untuk meluncur. Semoga masih ada yang mau membaca cerita saya.... ok?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream
FanfictionAku bermimpi, mimpi dimana hitam dan putih dipertanyakan. Mimpi dimana kebenaran yang kugenggam dianggap sebuah kejahatan, mimpi dimana aku mati ditangan saudara seperjuangan. Akhirnya aku memilih pergi, sendiri, menepi di bukit LuanZhang. Aku ingin...