happy reading guys~
jangan lupa vote and comentnya ya
love you~
Setelah selesai membayar, kami melajutkan perjalanan pulang. Dan melanjutkan perbincangan kami yang tertunda tadi.
"apakah kalian mau menemaniku dengan ku, akhir pekan ini?"
"kemana?" tanya Alisa santai
" berkeliling kota sih."
"ahhh itu tidak asik sama sekali"
"tapi dengan Jonas" setelah aku mengatakan itu Alisa langsung bersemangat sementara Gabino terlihat...entah lah susah untuk menjelaskan.
"baiklah aku ikut jam berapa Ery?"
" siapa itu Jonas?"
"dia murid pindahan disekolahku, dan juga dia sekelas dengan ku dan Alisa. Dia duduk tepat didepan meja ku, jika kau mau ikut bersiaplah akhir pekan ini pukul 9 pagi di kedai paman Robin."
"baiklah!" jawab mereka secara bersama sama, aku hanya bisa tersenyum. Tapi aku sekilas melihat burung di sebuah ranting pohon. Dan itu burung yang sama seperti yang pernah aku liat dirumah.
***
Sejak pukul 7 pagi, aku sudah berada di kedai paman robin. Aku, Gabino, paman Robin, kakek, dan juga beberapa orang lainnya sedang mendiskusikan hal penting. Kami berdiskusi di ruang bawah tanah milik paman Robin yang hanya diketahui bebe rapa orang saja.
"mereka terus bergerak, kita harus melakukan sesuatu sebelum hal yang tak diinginkan terjadi." Keluh salah satu pria yang tidak aku ketahui namanya itu.
"ya, itu benar. Mereka kini sudah melewati batas, jadi kita harus lebih waspada."
"kemarin lusa 'orang mereka' mengikuti Ery, dia juga mendatangi sekolahnya. Ini benar benar sudah melewati batas. Bahkan orang 'itu' berani berdiri didepan kedai ku dan mengirimkan elang, apa 'mereka' pikir kita bodoh?!"ucap paman Robin dengan emosi yang meluap luap.
Disini aku hanya diam dan menyimak, karna tak tau harus berkomentar apa.
"kita harus membuat beberapa senjata jika hal 'itu' benar akan terjadi, bagaimana Gabino?" ucapan kakek membuat semua orang mengerahkan pandangan mereka kea rah Gabino, termasuk aku.
"ya, membuat senjata itu penting untuk antisipasi disituasi sulit. Oleh sebab itu aku sudah membuat beberapa yang mungkin akan berguna."
Diskusi ini terus berlanjut, sampai pada pukul 8.30 kami menyudahi diskusi hari ini. kami pun kembali kerutinitas masing masing.
aku masih berada di kedai paman Robin, duduk berhadapan dengan Gabino didekat jendela. Walaupun kami duduk berdua, tapi kami sibuk dengan urusan masing masing seperti Gabino yang terlihat serius dengan dokumen dokumen tentang senjata nya dan aku yang hanyut dalam pikiran ku sendiri sambil mengedarkan pandanganku, apakah ada yang mencurikagan atau tidak.
Gabion, dia adalah orang yang akan tenang disegala situasi. Dia tidak akan membiarkan emosinya menguasai dirinya, walau begitu dia orang yang sangat waspada. Aku yakin sekali, sekarang ini pasti dia sedang membawa beberapa senjata ciptaannya didalam tas pinggangnya. Itu jelas sekali, karna Gabino sangat handal dalam hal ini. dia bisa membaca kelebihan dan kekekurangan dari seseorang, lalu dia juga bisa membuatkan senjata untuk orang itu.
Dan sekarang kami sedang menunggu Jonas dan juga Alisa
Beberapa menit kemudian...
"hai Ery!"ucap seseorang yang langsung duduk disampingku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elina Rylie
FantasySeseorang mencekal tangan ku, lantas menarikku dengan paksa. Aku yang masih diposisi terkejut, mencoba melepaskan cekalan tangannya dari tangan ku. . . "Hey!! Lepaskan aku. Kau menyakiti tanganku!! Siapa kau ini?!" teriak ku sambil meronta-ro...