01:00
Minggu, 20 Maret 2017
Dari berangkat sampai masuk ke dalam hutan, kedua manusia ini tidak membuka obrolan sama sekali. Terutama si gadis yang merasa gengsi. Dan sedikit kesal karna pemuda ini terus tersenyum mengejek.
"Katanya gak mau. Gak cocok di tempat yang begituan," Jennifer mengumpat. Jika tahu begini Jennifer lebih suka Jack tidak bersuara sama sekali. "Kebanyakan mikir sih. Giliran udah kena tainya aja baru dah,"
Jennifer menendang badan motor Jack sampai sedikit oleng. "Lo mah di bahas terus,"
"Anjir untung gak jatoh pea,"
"Gue malu kalo di inget-inget tau,"
"Makanyaaa nenggg, jangan bandel," Jack seperti seorang ibu yang mengomeli anaknya. "Gua udah bilang berkali-kali gak usah di Frirez gak usah di Frirez, tapi lo keras kepala. Batu si, giliran udah keciduk baru kapok,"
"Yaudah-yaudah berisik,"
Melaju di tengah hutan yang tak pernah ramai. Jennifer sedikit bergidik menatap keadaan sekitar yang sunyi dan gelap. Apalagi saat ini lampu motornya tak bisa berfungsi. Penerangan jalan hanya dari lampu motor Jack.
"Gue gak yakin bisa pergi sendirian ke Wnj," Kata Jennifer, sedikit merinding mendengar suara burung hantu.
"Yaelah lama-lama juga bakal biasa aja. Lagian di hutan gak bakal ada apa-apa kali," Jack menatap sekitar. "Palingan hewan buas,"
"Tolol," Jennifer menggunakan satu tangannya untuk memukul lengan Jack. "Jangan nakutin ah, kalo misalkan lo gak ada gue jalan sendiri terus malah di hadang singa gimana,"
"Ya tinggal bilang punten a.. teh.. mau lewat.. "
"Bukan gitu maksud gue Jaun," Jennifer terbahak.
Setelah memakan waktu 15 menit keduanya sampai. Memarkirkan motornya dengan rapih. Tak perlu membuka helm karna kali ini keduanya tak membawa penutup kepala tersebut. Saat turun dari motor Jennifer masih saja merasa tak percaya diri dengan motornya. Membandingkan motor ninja putihnya yang sedikit kotor dengan motor modifikasi yang terparkir disana.
Keduanya berjalan masuk. Kali ini tidak di hadang lagi karna sepertinya dua penjaga itu masih mengenali wajah Jennifer.
"Kali ini gue ngapain?" Jack menoleh, mengerutkan kening. "Betulin motor siapa?"
"Gak ada. Alex juga lagi gak kesini,"
Jennifer menggigit bibir. "Kalo gitu cari orang yang mau balap,"
"Susah, pasti juga udah pada punya partner,"
Jennifer berdecak. "Terus gue ngapain kesini? Kalo tau gue tidur aja tadi,"
"Tidur gak bikin lo dapet duit kali," Jennifer mendengus. Tidak ingin membantah karna itu ada benarnya.
Keduanya sampai di dekat ring. Menyaksikan pertandingan yang sedang berlangsung. Jennifer mengenali salah satu pemuda yang pernah ia lihat.
"Itu Mal.. Malvino ya kalo gak salah?" Jennifer menebak-nebak. Tapi ternyata benar. "Sama Tirto kan itu– eh Tirta,"
Jack menoleh. "Tau darimana lu? Perasaan gua gak pernah ngasih tau,"
Raut wajah Jennifer berubah menjadi kesal. "Sebelum gue berantem ama Jaylani gue ketemu dia. Lagi mabok, gue gak sengaja nabrak dia. Terus gitu dah, pokoknya sange banget tu orang anjing,"
KAMU SEDANG MEMBACA
SIMILAR
FanfictionJika Tuhan mempertemukan mereka dengan cara lain, di tempat lain, dan dengan situasi yang berbeda, Permusuhan ini mungkin tidak akan pernah terjadi. Jay dan Jennifer memiliki banyak persamaan. Punya hobi yang sama, Kecintaannya terhadap motor dan mo...