Hari Pertama

28 3 0
                                    

Tang

Brakk

Senggg

Tuk

Suara perperangan antar alat masak terdengar nyaring. Seorang gadis remaja tengah mempersiapkan bekal untuk dibawa kesekolah. Hari ini adalah hari pertama nya di jenjang Sekolah Menengah Atas.

Dia adalah Ringeta Amara, berumur 16 tahun. Dia biasa dipanggil Geta oleh orang sekitar. Tinggi badannya 157, berat badannya 62 kg. Dengan berat segitu tak ayal banyak yang menjulukinya "Endut". Dan kebanyakan itu dari anggota keluarga Geta sendiri.

Pagi ini, Geta terlihat lebih semangat dari biasanya. Karena ia akan segera memasuki jenjang Sekolah yang lebih tinggi, ia tak sabar.

Setelah selesai dengan masakannya, ia bergegas memasuki ke ransel. Sebelum keluar dari rumah ia tak lupa meminta uang jajan pada ayahnya, walaupun akhirnya masuk tabungan.

Geta pergi dengan motor hitam kesayangan. Ia menyusuri jalan hingga tiba didepan rumah bercat hijau telur asin. Geta memiliki teman yang biasa ia bonceng kesekolah, namanya Lanisa.

Lanisa itu ibaratkan Jailangkung,"datang tak dijemput, pulang tak diantar." Tanpa dipanggil dia udah muncul. Tetiba sudah nangkring dijok belakang.

"Go!go!Geta!!" Seru Lanisa

Siapapun tolong Geta. Suara Lanisa sangat lah nyaring dan memekakkan.

"Sa, please! Masih pagi loh," keluh Geta. Meluruhkan bahu.

"Sorry lah, ges," ucap Lanisa dengan segala ke alay-annya.

"Eh iya, Geta, tau gak?" Celetuk Lanisa

"Apalagi?" Tanya Geta, malas.

"Ituloh, si Kaluna jalan sama cowok baru lagi," tutur Lanisa membuka gosipan pagi ini. Dia di juluki lord of gosip, tau tau aja kelakuan anak orang dia.

"Terus?" Tanya Geta, walaupun terlihat tak tertarik tapi Geta juga penasaran.

"Cowok nya ganteng kali, cokk!" Seru Lanisa, keluarlah logat khasnya.

"Kalau cowok ganteng aja lu cepat, Sa," sarkas Geta

"Hahaha, iya dong," tawa Lanisa menggema beriringan tiba nya mereka di sekolah.

"SMA GARUDA JAYA"

Sekolah yang paling di idam-idamkan banyak orang.

Hari ini adalah masa MPLS yang berarti saat dimana mereka dihadapi dengan ketegaan kakak-kakak senior.

Geta adalah anak yang kurang sekali dalam bergaul. Tapi untungnya dia punya Lanisa sebagai sahabat 24/7. Setidaknya mengurangi rasa khawatir Geta saat bertemu dengan khalayak ramai.

Apalagi Geta masuk disekolah dengan murid yang sangat lah banyak dengan tingkat sosial yang tinggi-tinggi.
Ntah bagaimana Geta menghadapi pergaulan didalam sana. Harapan Geta hanyalah Lanisa, sebagai pembicara untuknya.

^⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠^^⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠^^⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠^

Geta dan Lanisa memasuki gerbang sekolah. Sekitar 15 menit lagi bel akan berbunyi. Mereka sesegera mungkin mengisi perut kekantin, rasanya cacing diperut sudah bertarung kelaparan.

Setibanya di pintu kantin, mereka dihadang oleh sesosok gadis berambut panjang dengan baju putih, tenang saja dia bukanlah jelmaan Kunti cuman memang mirip.
Dengan badannya yang kecil dan agak pendek, dia melebarkan tangan menghadang Geta dan Lanisa.

"Eits, Geta, selamat pagi," tutur Kaluna ramah.

"Pagi juga, Sa," sapa Kaluna dengan nada ramah.

"Pagi," balas Lanisa malas. Kaluna adalah salah satu orang yang masuk dalam blacklist nya, jika sudah masuk blacklist maka patut di jauhi.

"Selamat pagi juga, Kal," sapa Geta balik tak kalah ramah.

Lanisa yang di belakangnya mencibir. Temannya ini sangat lah naif mau aja di dekat orang kayak Kaluna. Setiap kali Geta bertemu dengan Kaluna, Lanisa pasti hanya jadi pajangan di antara keduanya.

Geta sangat senang jika berbicara dengan Kaluna. Topik yang dibicarakan tak jauh dari resep masakan dan tips-tips diet ala Kaluna serta dibumbui dengan promosi skincare yang diendorse nya.

Kaluna adalah teman Geta dari Sekolah Dasar. Kaluna merupakan anak yang mudah bergaul. Saat diajak bicara oleh siapapun ia langsung nyambung. Geta adalah salah satunya. Geta jika sudah bicara dengan Kaluna, dia jadi talkactive.

^⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠^^⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠^^⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠^
Kringgg
Kringgg
Kringgg

"Cepat, Geta!!"

"Iya, ini dikit lagi kok."

"Makanya Geta kalau makan itu jangan bicara mulu, kan jadi repot sendiri," ujar Lanisa, geram.

"Iya, iya, maaf Kak Isa."

Jika sudah begini Lanisa bisa tiba-tiba cosplay emak-emak dan Geta anaknya. Penyebab kemarahan Lanisa adalah Kaluna yang terus menerus mengajak Geta berbicara hingga melupakan sarapannya.

"Slow aja, Geta, gurunya masih siap-siap kok," ucap Kaluna menenangkan.

"Sela-slow-sela-slow, ndas mu! Orang udah pada ngumpul itu loh, lagian elu sih ngajakin Geta bicara terus sampe lupa makan," hardik Lanisa

"Udah-udah biar nanti aja kulanjut makan, sekarang kita masuk aja yuk, nanti lagi ributnya kalau udah keluar, okay?" final Geta, sambil menyeret keduanya.

^⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠^^⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠^^⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠^
Didalam aula SMA Garuda Jaya,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

These Different StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang