Prologue

420 58 25
                                    

30 Desember 1995
_di musim dingin_

Kulitnya putih, namun tidak seputih salju. Pipi bulatnya yang berwarna merah terasa begitu lembut, seperti kue mochi. Tangannya begitu mungil ketika digenggam. Dan mata bulatnya terpejam, menikmati dekapan hangat sang ibu.

Semua orang menyebutnya baby angel. Namun Seokjin pikir, bayi mungil itu lebih pantas disebut sebagai bayi beruang musim dingin, karena lahir di saat salju mulai turun.

Namun sebutan asli bayi itu bukanlah baby angel maupun bayi beruang. Melainkan Taetae. Sosok bayi mungil yang baru saja lahir ke dunia dengan paras yang menawan. Menghangatkan hati para penghuni rumah disaat salju mulai turun dengan lebat.

Kata ayah, bayi itu adalah adiknya. Lahir di bulan yang sama dengannya, yaitu bulan Desember. Dan bayi itu lahir pada tanggal tiga puluh. Hanya satu hari sebelum menjelang tahun baru. Itulah mengapa anak itu di beri nama Taehyung. Yang berarti dimana semua orang memiliki harapan yang besar. Seokjin yakin jika perayaan ulang tahun bayi itu nantinya akan sangat seru, karena pada saat itu salju dan kembang api akan bercampur di atas langit. Namun kendati demikian, kado ulang tahun bayi itu tidak akan se-sepesial kado ulang tahun nya. Karena diulang tahunnya yang sudah lewat dua puluh enam hari yang lalu, Seokjin mendapatkan seorang adik laki-laki yang begitu lucu bernama Taetae. Itu artinya kadonya telat, namun Seokjin tetap senang karena akhirnya dia memiliki seorang teman baru.

"Ayah, aku jatuh"

Seokjin berdiri di depan Seung-heon. Coat yang anak itu pakai penuh dengan salju. Seung-heon yakin jika anak ini baru saja terjatuh diatas tumpukan salju saat bermain dihalaman. Entah bagaimana caranya Seokjin keluar dari rumah, padahal seingat Seung-heon ia  sudah mengunci semua pintu.

"Tidak apa-apa terjatuh, anak ayah kan kuat"

Seokjin memperhatikan ayahnya yang kini tengah membersihkan butiran salju yang mengotori coat-nya.

"Itu sebabnya aku memiliki adik kan ayah? Yoongi tidak kuat, masih cengeng. Jadi dia tidak diberi adik oleh ibunya dihari ulang tahun."

Mendengar penuturan polos Seokjin membuat Seung-heon tertawa. Diangkatnya tubuh mungil Seokjin untuk dibawa kedalam pangkuan dan memeluk bocah berusia tiga tahun itu dengan erat.

"Lihat.."

Seung-heon menunjuk pada bayi kecilnya yang tertidur bersama sang istri.

"Taetae lebih kecil dari Seokjin. Maka dari itu mulai sekarang Seokjin harus menjaga Taetae dengan baik. Seokjin juga harus menjaga ibu. Jangan sampai ada orang lain yang menyakiti ibu dan Taetae. Karena sekarang superhero nya bukan hanya ayah, tapi Seokjin juga."

"Tapi aku tidak punya senjata, ayah"

Seung-heon terkekeh kecil.
"Untuk menjadi superhero tidak harus memiliki senjata, nak. Seokjin cukup melindungi dan menyayangi orang yang Seokjin sayang. Itu sudah lebih dari cukup. Seokjin mengerti kan?"

Seokjin mengangguk tanda mengerti, itulah yang selalu Seokjin ingat. Bahwa dirinya adalah superhero. Maka dari itu ia akan selalu melindungi ibu dan Taehyung sampai kapanpun.

▪️◾◼️◾▪️

Oktober 1996

Surai lembut sewarna mahoni itu bergoyang mengikuti gerak tubuh pemiliknya. Senyum manis berbentuk kotak itu terus mengembang, sesekali akan mengeluarkan suara tawa yang renyah. Kedua kaki mungilnya terus melangkah pelan dengan hati-hati. Sementara kedua tangannya terulur ke depan berusaha menggapai sesuatu.

Spring Day Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang