LUCID DREAM

374 30 50
                                    

Musim gugur tahun ini matahari bersinar redup tertutup awan. Cuacanya dingin saat itu dengan dedaunan kering terbang terbawa angin. Aku merapatkan jaketku. Tanganku saling menggosok mengusir hawa dingin yang ada. Kakiku melangkah konstan menuju salah satu bangunan tua di seberang jalan.

Aku menatap bangunan itu. Dari lantai bawah sampai yang teratas. Kemudian beranjak memasukinya.

Aku memasuki ruangan di sebelah kanan lorong. Daun pintu yang terbuka menimbulkan suara berderit dari engsel. Donghae yang sedang merapihkan lembaran berkasnya menoleh padaku.

"Pagi, Hyung!" Sapanya padaku. Aku mengangguk dan tersenyum kecil. Tanganku bergerak canggung membenarkan posisi kacamataku. Donghae hanya tersenyum maklum lalu kembali sibuk dengan lembaran kertasnya. Pun dengan aku yang memilih menuju meja kerjaku dan meletakkan tas jinjingku.

Aku menyalakan komputer dan mulai mengerjakan tugasku seperti biasanya. Sesekali aku menyesap kopi pahit yang kubeli tadi. Tak terasa waktu telah berpindah ke siang hari.

Aku menatap layar komputer yang membuatku pusing. Aku menurunkan kacamataku dan menggosok mataku yang lelah. Aku melirik jam dinding kemudian melirik meja kerja rekanku yang sudah sepi. Waktunya makan siang sekarang.

Aku menundukkan pandanganku kembali. Kali ini aku memilih melepaskan kacamataku. Aku meraih wadah bekalku. Sambil memakan makan siangku, aku memilih untuk berselancar di internet. Sekadar membaca berita di laman pencarian.

Aku yang sedang fokus membaca cerita sambil menyuapkan sepotong telur gulung, terkejut mendengar suara gaduh dari luar. Aku meraih kembali kacamataku. Memakainya dengan cepat. Kemudian aku menoleh ke arah pintu dan melihat salah satu rekan kerjaku masuk dengan lesu. Ada lingkaran hitam di matanya. Sementara langkahnya seperti terseret.

Aku masih menatapnya dengan diam sampai ia balik menatapku. Kemudian orang itu tersenyum lemah dan pergi menuju mejanya. Aku menatapnya heran. Ada apa dengan Leeteuk-hyung? Tak biasanya ia datang telat dan datang dengan lesu seperti itu.

Aku segera menghabiskan makan siangku. Kemudian menyimpan wadahnya kembali ke dalam tasku. Aku menutup laman mesin pencarian dan menyambar sebotol susu pisang yang kubeli semalam.

Aku beranjak menghampiri Leeteuk-hyung. Kemudian menaruh susu pisang tersebut ke mejanya. Dia menatap susu pisang itu lalu menatapku dengan bingung.

Aku membenarkan kembali posisi kacamataku dengan canggung. "Kurasa kau butuh sesuatu yang manis." Kataku pelan.

Dia tersenyum padaku dan berucap terima kasih. Aku balas tersenyum dan berpikir untuk kembali ke mejaku. Peran rekan kerja yang baik telah cukup aku lakukan. Namun, perhatianku teralihkan ke salah satu unggahan yang terpampang di layar komputernya.

"Kau membaca creepy pasta juga?" Tanyaku sok akrab. Dia kembali tersenyum lesu dan mengangguk membenarkan.

Aku tersenyum canggung. Merasa aneh dengan tingkahnya hari ini yang janggal. Biasanya dirinya ceria dan cerewet, tetapi hari ini malah menjadi sangat pendiam. Namun, kurasa itu bukan urusanku untuk menanyakan hal itu. Jadi, aku memilih pamit dan kembali ke mejaku.

Aku kembali membuka lembar kerjaku. Namun, pikiranku tak berada di tempat. Aku melirik meja kerja Leeteuk-hyung. Dirinya masih diam dengan wajah serius menatap layar. Kemudian dengan tak terduga ia memergokiku yang sedang menatapnya. Ia tersenyum kecil dan aku yang merasa tak enak langsung mengalihkan tatapan.

FANTÔME | KYUSUNG FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang