4

344 83 10
                                    

Wendy berjalan dengan terburu buru menyusuri koridor dorm, bunyi dari larasnya mematuk lantai nomex yang solid terdengar tergesa-gesa, tempat yang akan ditujunya adalah kamar Seulgi, sudah 2 minggu bocah itu menghindarinya.

Pemindai wajah selesai setelah yang punya kamar menekan tombol terima,

"Jisoo Sshi,"

Sapanya ceria

"Hhh lihat temanmu,"

Jisoo menggesturkan tubuhnya mempersilakan wendy masuk dan menemukan sendiri jawaban dari mimik khawatirnya,

"Heyy..! Yaa! Yaa! Apa apaan ini kau mau kemana??"

"Pulang, aku muak dengan sekolah ini"

Seulgi sibuk mengepak barangnya, wendy dan Jisoo hanya saling melempar pandangan, Jisoo menaikkan bahunya tak tahu,

"Evaluasi Psikologisnya gagal lagi, sudah 3 kali disemester ini"

Jisoo memungut penn milik Seulgi yang terjatuh dilantai dan memberikannya pada Wendy,

"Hh.. yang benar saja??"

Disambarnya pen itu, tombol yang ditekannya menampilkan hologram yang menyimpan data riwayat tes milik Seulgi,

tidak ada yang janggal, memang rumit seorang berdarah campuran seperti Seulgi melolosi evaluasi psikologis milik Ras Origon. Besar dan menghabiskan waktunya di Centro membuat budaya dan pola pikir centroisnya tampak dominan, dia tidak memiliki siapapun untuk membimbingnya menjadi keturunan Origon murni.

Akibatnya ia kewalahan mengikuti ujian perwira bersama teman angkatannya, terlebih untuk bisa mengikuti tes la Rouge bersama wendy,

biar bagaimanapun ia adalah seorang Origonnya dengan darah yang dominan mau tak mau ia wajib mengikuti jalur tes milik ras tersebut.

"Hh.. rumit juga jika kacaum seperti ini"

Wendy mencermati beberapa hasil tes tersebut, sementara Seulgi yang tampak tak bergairah dengan emosi yang nyalang hanya bisa mengerang badmood,

"celahnya banyak sekali"

Wendy memicingkan matanya mengutak atik layar hologram itu,

"Bukankah waktu terbaik memahami emosi adalah saat kita dibawah tekanan, untuk origon itu kesempatan yang langka, kau belum bisa menguasai pikiranmu, emosimu masih memengaruhi tes ini"

Jelasnya panjang lebar, seulgi makin buntu Ia tertekuk kusut memijat pelipisnya pening

"Origon menuhankan pikiran logis, centro berlaku tindakan yang dipengaruhi lebih banyak emosi, dua hal itu-"

"Plak!!"

Sebelum dijelaskan lebih detil oleh wendy tamparan mulus tidak ragu itu menyapa pipi Seulgi hingga wajahnya menoleh kaget kearah Jisoo

"YAA!! MWOO-!!"

"Aku sudah memberitahukanmu beberapa kali tentang ini, kau bereaksi implusif walau hanya mengerang Itu reaksi alami seorang centro"

Jisoo menjelaskan sedikit pemahamannya sebagai seorang taruna jurusan antropologi tentang budaya Ras antar planet, pipi Seulgi yang mulai merah karena tindakannya tadi diusap dengan pelan,

"lalu??"

"Origon tidak melakukan apapun, mereka tidak dipengaruhi emosi, mereka telah melampaui pikiran sempit dan sifat tidak stabil, saat logikamu tidak stabil emosi akan terpicu melakukan reaksi spontan, apakah itu karena darah centro dari ibumu atau karena pengaruh lain seperti... kau terlalu lama tinggal disana misalnya-"

UNIVERSE IN UR EYESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang