01

1.5K 225 86
                                    

Sore itu cuacanya cerah, langit dihiasi oleh semburat jingga yang sedikit pudar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore itu cuacanya cerah, langit dihiasi oleh semburat jingga yang sedikit pudar. Sebentar lagi langit akan berubah menjadi gelap, hewan-hewan seperti kelinci dan tupai sudah mulai memasuki sarangnya. Berlindung dari para predator dan dinginnya udara malam yang menusuk.

Namun tidak dangan lelaki manis bersurai hitam legam yang satu ini, lelaki manis itu berdiri di depan rumah kayu miliknya dengan muka yang sedikit khawatir. Matanya melihat ke arah kanan dan kiri secara konstan. Seperti sedang mencari sesuatu, namun lelaki manis itu tidak berani untuk melangkahkan kakinya dan memilih untuk diam.

"Tenang saja, Ma. Anak bandel itu pasti akan pulang."

Lelaki manis itu menoleh ke belakang saat suara itu menyapa indra pendengarannya. Lalu ia tersenyum tipis setelahnya, ini sudah akan gelap, dan anak bandel itu belum juga kembali. Padahal Tao sudah melarangnya untuk keluar saat langit akan gelap, tinggal di tengah hutan itu sangat berbahaya. Keluar tengah hari saja sudah cukup mengerikan bagi Tao, apalagi keluar saat matahari sudah menghilang.

"Adikmu itu sangat keras kepala, Hendery. Mama lelah untuk memarahinya." Balas Tao sambil memijat pangkal hidungnya lelah, lelaki tampan bernama Hendery itu hanya terkekeh. Haechan memang melelahkan, tapi di saat yang bersamaan adiknya itu juga sangat menggemaskan. Siapa coba yang tega marah pada Haechan saat bocah manis itu sudah mengeluarkan jurus puppy eyesnya?

Namun saat mereka mendengar suara rumput yang bergoyang serta suara ranting yang patah, Hendery dan Tao menolehkan kepalanya. Dan mengganti ekspresi wajah mereka dari tegang menjadi lega, dan sedikit kesal. Tao menghela napasnya lelah, masuk kedalam rumah kayu mereka mempersilahkan Hendery untuk menegur adik manisnya itu. Tao sudah lelah.

"Wu Haechan."

Ucap Hendery dengan nada yang tegas, Haechan yang tadinya menundukkan kepalanya menghindari tatapan mengintimidasi milik kakaknya itu sekarang menaikkan kepalanya takut. Kakaknya itu jarang sekali memarahinya, tapi sepertinya hari ini ia sudah keterlaluan untuk melewati batas.

"Maaf, Kak. Gak Channie ulang lagi kok. Maafin Channie, ya?" Jawab Haechan sambil mengeluarkan jurus jitu miliknya. Apalagi kalau bukan puppy eyes?

"Sialan." Umpat Hendery dalam hati, mungkin karena ini ia tak pernah bisa marah ke adiknya itu. Oh ayolah, siapa yang bisa menolak keimutan Haechan? Bukan Hendery tentunya.

"Aish, baiklah. Cepat masuk dan bersihkan badanmu." Jawab Hendery pasrah, Hendery malas cari pusing.

"Yes! Kakak, nanti kita dengerin acara pelantikan royal summer camp ya?" Pekik Haechan semangat. Hendery hanya mengangguk, tak ada sambungan internet untuk televisi. Jadi mereka biasanya hanya mendengarkan berita dari radio.

"Hendery, Channie, masuk sayang." Panggil Tao, Hendery dan Haechan hanya menurut saat dipanggil oleh Tao. Saat sudah masuk ke dalam, Haechan pergi untuk mandi dan Hendery berjalan menuju ruangan kecil tempat mereka bersantai. Duduk di kursi yang biasa ia duduki dan menyetel saluran radio.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOST ALPHA || HENXIAO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang