A Talking Snake

7.9K 745 76
                                    

August 1990, Private Drive No.4

"Boy! Cepat siram tanaman, aku tak mau ada tanaman kering terutama jika nanti ada tamu yang datang!" teriakan nyaring itu membuat Harry Potter mengerjap dan meninggalkan pekerjaannya mengemasi mainan Dudley.

"Aku sedang membereskan ratusan mainan tak berguna anakmu, Tante Petunia," ucap Harry dengan wajah datar.

Petunia Dursley mengepalkan tangannya, ingin memukul mulut bocah tak sopan itu, namun mengingat apa yang bisa dilakukan bocah aneh itu, Petunia hanya bisa membayangkan hal tersebut di benaknya. "Jangan banyak bicara Boy! Cepat siram bunga, setelah selesai kau bisa membereskan mainan Dudley lagi," ucapnya akhirnya.

"Seriously? Kenapa tidak suruh saja si gendut itu membereskan mainannya langsung? Kau mau anakmu makin gendut seperti Paman Vernon, Tante Petunia?" tanya Harry polos. "Kalau aku jadi orangtua Dudley, aku pasti sudah malu punya anak yang tidak hanya gendut, cengeng dan banyak maunya itu," sambung Harry dalam bisikan keras.

"BOY! LAKUKAN APA YANG KUPERINTAHKAN SEBELUM KAU KUTENDANG DARI RUMAHKU!" teriak Petunia dengan wajah merah.

"Iya iya iya," ucap Harry sambil berjalan ke luar. "Aku ingin lihat apakah kau benar-benar bisa menendangku keluar dari sarang ini tanpa mendapatkan teguran keras dari pemerintah," gumam Harry dengan wajah malas, sama sekali tidak mempedulikan wajah Petunia yang semakin jelek ketika mendengar ucapan bocah 10 tahun tersebut.

~ ತ_ತ ~

Harry menghidupkan keran air perlahan. Walaupun dia tidak suka disuruh-suruh Petunia melakukan ini itu, menyiram tanaman dan berkebun adalah satu-satunya hal yang bisa dia nikmati dengan santai. Selalu ada perasaan bangga tersendiri ketika melihat tumbuhan-tumbuhan dengan beraneka warna tersebut bisa tumbuh dan segar di bawah kendalinya.

Bersenandung pelan sambil menyirami tanaman, Harry juga memastikan kondisi tanaman dalam keadaan baik dan tidak ada yang kering. Sama sekali tidak menyadari cahaya hijau bersinar samar di setiap tanaman yang sebelumnya ia sentuh.

:: Hei lihat-lihat kalau menyiram! Kenapa tubuh mulusku juga ikutan kau siram, dasar manusia sialan! ::

Harry terdiam dan menjatuhkan keran yang dia pegang ke tanah. Dia langsung memasang wajah waspada sambil menatap sekitar dengan penuh konsentrasi.

:: Tsk, apa yang dilakukan manusia bodoh ini? Kenapa wajahnya makin bodoh saja? Ah! Kasurku yang hangat langsung basah! Woi manusia! Matikan dulu kerannya woi!! ::

Harry mengerjap, merasa ada yang aneh dengan kata-kata yang di dengarnya. Seseorang memanggilnya manusia, seolah yang memanggil itu bukan makhluk yang sama. Lalu yang memanggil itu merasa kesal karena Harry menyiram tanaman dan membuat kasurnya basah.

...

Okay. Itu bukan hal yang aneh sama sekali. Yap. Bukan hal yang aneh.

:: Oi manusia! Kau masih hidup atau sudah mati berdiri?! Menyingkirlah dan matikan kerannya segera, dasar bodoh! ::

Harry menunduk dan bersitatap dengan sepasang mata hitam yang sedang menatapnya -apakah itu tatapan kesal? Sejak kapan ular bisa menciptakan ekspresi dengan matanya?-

:: Apalagi yang kau tunggu? Matikan kerannya! ::

:: You can talk :: ucap Harry dengan wajah serius.

:: Tentu saja, dasar bodoh! ::

:: You are a snake :: sambung Harry mengacuhkan makian ular tersebut.

Sassy Potter's AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang