03

1.4K 132 20
                                    

Gun terbangun dengan rasa berat pada dadanya. Obsidiannya menangkap sebuah lengan memeluknya erat. Gun menoleh dan menemukan Off tengah tertidur , wajahnya sangat damai seperti bayi.

Lengkungan tipis terukir di bibir Gun. Sangat jarang ia bisa melihat Off tertidur seperti ini karna biasanya seluruh waktu Off saat malam hari hanya untuk Mook. Bahkan jika mereka bercinta saat malam, Off pasti  akan meninggalkannya sendirian. Mook masih prioritas utamanya, katanya.

Tangan Gun terulur membelai wajah Off. Gun juga masih bingung dengan perasaannya sendiri. Ia tak tau apa itu cinta atau bukan tapi Gun selalu jatuh dalam pesona pria tampan yang menjadi bosnya. Hari dimana ia melemparkan dirinya pada Off, hari itu juga ia tak dapat berhenti meski ia sudah tau ini hanya akan menyakiti mereka bertiga, menyakiti Gun, menyakiti Off, dan terlebih lagi Menyakiti Mook.

"Apa wajahku sangat tampan sampai kau melihatku terus, Gun?"

Gun berdecih mendengar Off dan rasa percaya dirinya yang tinggi.

"Tsk, berhentilah membual. Kenapa kau tidur di kamarku? Kalau kau berharap melakukan sex denganku maka dengan senang hati aku jawab aku tidak mau"

Gun membalikkan tubuhnya memunggungi Off namun pria yang lebih tua memeluk tubuh Gun, merapatkan tubuhnya mendekap erat Gun.

"Kau memang partner sex ku tapi kau bukan pelacur, ok?" Off mengecupi pundak Gun.

Entah kenapa, sebaris kalimat yang dilontarkan oleh Off membuat hatinya menghangat walau kemarin Off melukai perasaannya.

"Kenapa kau menginap di sini? Apa kau tak takut P'Mook akan marah karna kau tak pulang"

"Mook ada pemotretan di Maroko setelahnya harus menghadiri acara fashion week di Paris"  

Off membalik tubuh Gun, keduanya berhadapan dengan tatapan saling memandang. Jemari Off membelai wajah Gun, memberikan sentuhan lembut yang menyenangkan bagi Gun.

"Satu minggu ini, aku milikmu"

Gun memegang tangan Off, mengecup punggung tangan pria di hadapannya.

"Apa aku harus membatalkan janji dengan P'Tay?"

"You know what you have to do, shorty"

"Don't call me shorty, you old man!" Gun memukul dada Off pelan menimbulkan tawa dari Off.

~~~

Gun, Jane, dan Krist fokus tengah makan siang bersama, namun Gun sangat sibuk dengan ponselnya membuat Jane dan Krist saling berbertukar tatapan. Senyuman Gun yang terlihat malu-malu membuat kedua sahabatnya curiga.

"EKHEM! Enak ya chit-chat dengan crush"

Perkataan Jane membuat atensi Gun teralihkan.

"Hah?"

"Dengan siapa? Off atau Tay?" Kali ini Krist yang bertanya.

Gun memutar matanya, kedua sahabatnya selalu sangat penasaran dengan kisah cintanya.

"Aku sedang berkirim pesan dengan Khun'Off, puas?"

Jane dan Krist tergelak melihat Gun yang kesal dengan mereka.

"Kenapa tidak dengan Tay? Bukannya dia tertarik denganmu?"

"Kami hanya berteman, jangan berkata yang tidak-tidak" Gun kembali menyantap makanannya.

"Kalau bersama dengan Tay, kau mungkin bisa bahagia"

Gun hanya menggeleng menanggapi saran dari Krist. Baik Tay ataupun Off, Gun tak ingin menetapkan pilihannya.

Sweet Guilty PleasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang