0.1

0 0 0
                                    

"ADUH!!" Cewek rambut pirang yang lagi lari dari tempat parkir motor ke gerbang sekolah itu tersandung karena batu kampret.

"Ealah asuuu, yang naruh batu disini siapa sih??!"

Sedikit mengangkat kaki kanan dan mengelus nya, lalu kembali berlari ke arah gerbang seperti orang kesetanan.

Gimana enggak? Ini udah jam 06.47, yang berarti bel masuk sekolah bakal bunyi 3 menit lagi.

Dia biasanya butuh waktu lima sampai sepuluh menit cuma buat jalan dari tempat parkir menuju gerbang – karena cara jalan nya yang pelan tapi pasti. Tapi orang lain yang lihat pasti ber anggapan kaya siput jalan.

Masa bodoh orang lihat dia gimana. Yang jelas dia harus sampai sebelum bel masuk.

KARENA INI HARI PERTAMA NYA DI SEKOLAH BARU.

Dan apa kalian tau hal ter-kampret yang pernah ada? Perjuangan lari kaya dikejar anjing, eh gerbang nya udah ditutup.

"Loh? Udah ditutup beneran? MASA GUE HARUS PULANG LAGI?" Ucap gadis itu sambil jongkok, menetralkan napasnya. Maklum, dia jarang bahkan gak pernah lari larian kaya gitu.

Dirumah kerjanya paling makan, tidur, main hp.

"Ini serius ga ada orang yang kebetulan lew–"

"Eh anak baru, ya?" Kalimat nya kepotong gara-gara ada anak lewat. Beneran.

"Iya kak..." Sendu nunduk, TAKUT BANGET COY. Aura nya kaya mau makan orang.

Sendu arkila namanya, dirumah biasa dipanggil kila. Gatau juga apa motivasi mama nya ngasih nama sendu, apa biar hidup anaknya jadi sendu, sakit, gelisah, kecewa.

Dia anak kedua dari satu bersaudara, mungkin?

"HAHAHAHAHAHA" Cowok itu malah ketawa kenceng. "LO TADI MANGGIL GUE APA? KAKAK? Muka gue tua banget apa?"

".....hah?" Sendu bingung.

"Kita seumuran, gue kelas 11. Jangan panggil kak, bodoh!"

"Hah? SERIUS? MUKA LO KAYA KAKEL." Teriak kila.

"Emang muka kakel kaya gimana?" Wajahnya polos, tapi justru itu yang bikin kila pengen pukul wajahnya sekarang juga.

"GATAU AH! BUKAIN NGAPA SIH??!" Kila jelas sewot, dia udah capek capek lari pas sampe sekolah malah terlambat beneran. Mana ketemu manusia gak jelas lagi.

"Weitss, tapi lo traktir ya nanti?"

"Kalo gamau?"

"Ok." Dia pergi.

"Ck, IYA IYA GUE TRAKTIR. SEKARANG BUKA." Raut muka nya langsung sumringah, kaya orang abis ketiban duit. "Beneran, ya?"

"Ya."

Cowok itu ngeluarin kunci dari saku nya, terus bukain gerbang buat kila. Gak lupa dia juga ulurin tangannya, "Arjuna Madeno."

"Ck," Mila bales uluran tangannya, "Sendu arkila." Arjuna? Jelas seneng banget bisa kenalan sama cewek cantik, mumpung anak baru yakan.

"Ok sendu, karena–"

"Stop. Panggil gue kila. Bukan sendu." Dia ngangguk, "oke, kila. Karena kita baru memulai pertemanan, jadi gue yang bakal nganterin lo ke ruang kepala sekolah." Kila bingung, "lo gapapa emang?"

Arjuna geleng, "nooooo. kebetulan gurunya lagi keluar kota, makannya jamkos."

"Oh yaudah kalo gitu."

--


Karena kebetulan pintu ruang kepala sekolah dibuka, makannya Arjuna nyelonong masuk aja. "Permisi, pak?"

"Eh astaghfirullahaladzim dedemit!"

"Ini saya, pak. Juna" Arjuna ngerucutin bibirnya. Lucu banget.

"Ya lagian kamu main nyelonong aja,"

Kila bingung harus ngomong apa, makannya dia diem aja. Terus tiba-tiba tangannya di senggol sama Arjuna, dagunya ngasih isyarat buat ngomong ke pak Rudi, kepala sekolah. Eh udah keduluan "sebentar, kamu.. anak baru itu ya?"

Kila ngangguk, "iya pak"

"Sebentar, kamu masuk di... Oh ketemu, di XI MIPA 4 ya." Kila ngangguk lagi, "iya pak, kalau boleh tau kelasnya di sebelah mana ya?"

Belum sempet pak Rudi ngomong, udah dipotong sama Arjuna nya. "Biar saya yang anter pak."

"Sebenernya saya gak yakin sama kamu, tapi karena cuma kamu yang kebetulan ketemu sama–"

"Kila, pak." Kila angkat bicara.

"Kila, jadi saya kasih amanah ke kamu. Jangan di apa apain. Ini anak orang, Juna."

"Bapak, ngomongnya, kok gitu. Juna sakit hati" Juna megang dadanya dramatis. "Alay." Kata Pak Rudi. Definisi singkat, padat, jelas.

Mila yang lihat itu semua ketawa tapi ga sampe kenceng, bisa berabe nanti.

"Oke sini gue anter," Juna pegang tangan Mila. "Saya duluan pak, permisi."

Belum sempet pak rudi ngomong anaknya udah keluar duluan.

"Sayang banget kita gak sekelas." Kila nengok, mukanya keliatan bingung, "loh? Emangnya kenapa?"

"Ya nanti kita bisa temenan." Kata Juna santai. "Adaptasi lo sama temen baru lumayan lama, kan?"

Kila otomatis nge rem mendadak, bikin Juna yang gandeng tangannya ikut nge rem juga. "Lo? Tau darimana?"

"Muka lo tegang banget" abis itu Juna ketawa. Ketawa yang bisa bikin orang gila alias KETAWA NYA GANTENG.

Tapi kila nya tetep kesel, "lo tau darimana fakta itu?"

"Santai santai." Kila masih nunggu jawaban selanjutnya, "dari mata lo, keliatan"

Mila? Jelas kaget. Se-kelihatan itu emang?

"Udah gausah dipikirin, udah sampe nih. Oiya kelas gue yang itu" kata nya sambil nunjuk kelas di kiri pas, kelasnya Mila. "Nanti kalo mau ke kantin tunggu gue, sekalian lunasin janji lo. Gue duluan."

"Eh? Makasih.." kata Mila yang udah pasti ga di denger sama Juna. Orangnya udah nyelonong pergi duluan.

$$

Halo! Selamat datang di cerita pertama ku hehe. Jujur aku pun agak ragu pas mau up ini. Tapi gapapa lah ya, kalo belum dicoba gak bakalan tau rasanya😁

14, 08, 2021
Po.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

we?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang