1

18 2 0
                                    

Aku menahan nafasku, bau anyir memasuki hidung. Ruangan gelap penuh dengan sesak, aku tidak bisa melihat apapun didepan sana. Namun aku menginjak sesuatu membuat langkahku terhenti. Tangan ku mulai meraba kelantai, basah itu yang aku rasakan. Ya, aku menemukan sebuah pistol menurut insting perabaku dan yang paling membuatku mual adalah tangan ku berlumuran darah, baunya sangat menyengat.

Aku mendengar derap langkah seseorang semakin mendekat, aku buru-buru bersembunyi. Cahaya bulan purnama memasuki ruangan ini melalui celah pintu yang dibuka seseorang. Aku tersentak, didepan sana samar-samar aku melihat—

Aku terbangun dari tidur dengan nafas memburu dan keringat bercucuran di pelipis. Lagi-lagi aku memimpikan hal yang mengerikan.

"Ternyata cuman mimpi." meski mimpi itu sudah beberapa kali hinggap dimimpiku namun rasanya masih sama, aku ketakutan setengah mati.

Aku mengernyit melihat mentari pagi memasuki celah jendela kamar. Aku melihat jam weker yang ku taruh disamping tempat tidur.

"Gila, ini tidur atau simulasi mati suri." Niatnya mau bangun jam 7 pagi, namun apalah daya mimpi sial itu menggangu hari minggu ku.

Mau lanjut tidur lagi tapi rasanya gak enak, takut mimpi itu datang lagi. Aku langsung memincingkan mata mencari keberadaan handphone, aku menemukannya tergeletak dilantai. Untungnya handphone ku tidak kenapa-kenapa, hanya dingin seperti sikap doi.

Aku menguncir rambutku asal lalu kekamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi. Setelah itu aku rebahan dikasur singel size sambil memainkan handphone itulah rutinitas dihari mingguku.

LINE
Lily sumber dosa🌚 : Sore ini bisa anter ke toko antik pertigaan jalan Rahaguna gak?

"Kenapa sih banyak ganguan hari minggu gini, udahlah pura-pura gak tau aja." aku pun melanjutkan me-scrrol instagram.

"Farah ada yang nyari kamu," teriak Hana.

"Siapa bu?"

"Gak tau, lihat aja diteras depan."

Aku keluar kamar dengan malas, pasalnya beberapa hari belakangan ini aku di sibukan dengan tugas sekolah, mau gak mau aku harus mengebut tugas tersebut, waktu istirahat pun terganggu oleh tugas. Aku sudah merencanakan me time jauh-jauh hari, tapi hal tak terduga datang seperti mimpi mengerikan yang membuat ku terbangun jam 11 siang, lalu Lily meminta ku mengantarnya ke toko antik.

"Kenapa gak bales chat?" tanya gadis berwajah chuby yang tak lain adalah Lily fasla. Aku sudah berada di depan teras rumah, lalu dihantam oleh pertanyaan Lily.

"Emang ngechat apa?" Aku pura-pura tidak tahu.

Lily mendekatkan wajahnya kepada ku matanya memincing membuatku menahan nafas saking dekatnya.

Lily menjauhkan wajahnya. "Ah, anterin aku ke toko antik," Lily merengek lalu menghentakan kakinya ke lantai.

"Ohh, mau sekarang?"

"Tahun depan juga boleh," Lily bersiap untuk menjambak rambut ku, aku langsung ngacir kedalam rumah sambil berteriak "Iya bentar, mau siap-siap dulu."

Sesampainya dikamar aku hanya memakai parfum lalu mengambil handphone dan juga beberapa lembar uang lalu menemui Lily.

"Ayo," Lily melotot kepadaku, apa aku melakukan kesalahan lagi, hingga membuat gadis ini begitu emosi jika melihatku.

"far yakin dengan baju rumahan kaya gitu?"

"Yakinlah," tutur Farah.

Nampak kepasrahan terpancar dari wajah Lily. Aku tertawa walau pun agak tertahan.

Sore dan Lagu FavoritTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang