Dengan peluh membasahi dahi, Karin terus berlari untuk menghindari sosok yang ada dibelakangnya. Namun saat tiba di belokan koridor lantai 3, Karin terjerat oleh tali sepatunya sendiri. Sosok itu semakin mendekat hendak menerkam Karin. “Tolong saya....” ujar sosok itu. Sosok tersebut semakin mendekat kearah Karin dan tiba-tiba....
KRING KRING!!!!!!!!!! (bunyi alarm Karin)
“Ya Tuhan mimpi apa itu tadi? Sangat menyeramkan," Ujar Karin sembari bergidik ngeri.
"Pukul berapa sekarang?huhhh aku hampir terlambat,”ujar Karin.
Lalu Karin segera berlari ke kamar mandi untuk menyelesaikan ritual paginya.SKIP (tiba di sekolah)
Sampai di gerbang sekolah Karin bertemu dengan seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah Sinta, sahabatnya.
“Karin kamu kenapa?”tanya Sinta.
Sinta merasa aneh karena tidak biasanya Karin sangat lemas.
“Aku tidak apa-apa Sinta, kau tidak usah khawatir. Ayo kita masuk karena bel akan segera berbunyi.”Karin berusaha nengalihkan pembicaraan karena tidak ingin membuat sinta khawatir.
Saat di kelas tiba-tiba Reza memanggil mereka berdua.
“Kenapa kalian lama sekali, lo juga Karin biasanya lo selalu datang pertama, tumben hari ini telat.”
“Ah... Aku tadi bangun kesiangan, gara-gara tadi malam sempat maraton drakor hehe...”Karin menjawab
“Huh... Kebiasan emang, nontonin oppa-oppa lo itu.”
“Iya aku-...”
Belum selesai Karin berbicara tiba-tiba guru matematika mereka yang terkenal sangat killer sudah ada di depan pintu.
“Membicarakan apa kalian? Kembali ketempat masing-masing!!!” sentak Bu Elis
“Baik bu” jawab mereka bertiga sambil menunduk takut.KARIN POV
Aku tidak menyangka pagi-pagi sudah mendengar bentakan Bu Elis. Saat kami akan memulai pembelajaran, pintu kelas tiba-tiba diketuk dan masuklah kepala sekolah dengan seorang laki –laki, mungkin anak baru.
“Bu Elis maaf mengganggu waktunya, saya ingin memperkenalkan murid baru dikelas ini. Iqbal silahkan perkenalkan dirimu,”ujar kepala sekolah
Anak itu segera memperkenalkan diri.
“Nama gue Iqbal, gue pindahan dari SMA Angkasa.’’
Sepertinya anak itu sangat sombong dan arogan, lihatlah wajahnya itu seperti triplek.
“Baik Iqbal silakan kamu duduk di samping Reza. Reza angkat tanganmu!" suruh Bu Elis.Iqbal hanya mengangguk lalu duduk disamping Reza, tepatnya dibelakangku. Setelah itu pelajaran dimulai.
AUTHOR POV
TENG...TENG...
Bel istirahat berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas untuk pergi kekantin guna mengisi perut mereka yang kosong. Tetapi tidak dengan keempat siswa yang duduk dipaling pojok.
“Iqbal, makan sama gue yuk,” kata Reza mengajak Iqbal untuk makan bersama, karena ini hari pertama Iqbal di SMA Permata, pasti ia belum mengetahui letak kantin dan belum memiliki teman.
“Rin, Sin kalian mau ikut gak?” Ajak Reza.
“Kuy...” jawab Sinta.
Saat akan beranjak dari kursi, Bu Elis menghampiri meja mereka dan berkata, “Karin, bisa tolong Ibu sebentar? Tolong ambilkan daftar nilai di Lab Bahasa lantai 3.”
“Baik bu akan saya ambilkan,” jawab Karin.
“Nanti langsung temui Ibu di ruang guru ya,” tambah Bu Elis.“Nanti aku nyusul ke kantin, kalian duluan aja,” kata Karin kepada mereka bertiga.
“Aku temenin yuk Rin, kamu kan tahu koridor lantai 3 itu katanya berhantu,” ujar Sinta.
“Masa sih aku gak percaya sama hal yang begituan, aku kesana sendiri aja,” jawab Karin.
“Oke, tapi hati-hati ya Rin, kalau ada apa-apa telepon,” Reza ikut menimpali.Maaf pendek.
Jangan lupa vote and coment!
KAMU SEDANG MEMBACA
KORIDOR
Short StoryDengan peluh membasahi dahi, Karin terus berlari untuk menghindari sosok yang ada dibelakangnya. Namun saat tiba di belokan koridor lantai 3, Karin terjerat oleh tali sepatunya sendiri. Sosok itu semakin mendekat hendak menerkam Karin. "Tolong saya...