RB » TWO

8 1 0
                                    

Setelah selesai di meja rias, Radha memakai jam tangan, memakai kaos kaki, memakai tas, dan kemudian memakai jepit rambut dengan hiasan bunga kemudian ia turun ke bawah untuk sarapan bersama kedua orang tuanya.

"Pagi Ma, Pa!!" sapa Radha dengan riang.

"Pagi sayang," jawab Mama dan Papa bebarengan.

Radha menarik kursi dan kemudian mulai mengambil sarapan yang akan dia makan. Ia mengambil ayam satu, telur ceplok atau mata sapi dua, dan tak lupa ia juga mengambil nasi. Lagi-lagi tidak seperti perempuan yang lain Radha menghabiskan semua itu dalam waktu kurang dari sepuluh menit dan bahkan ia sudah meminum habis satu gelas susu vanilla dan satu gelas air putih.

"Radha berangkat dulu ya Ma, Pa," pamit Radha tak lupa dengan mencium kedua tangan orang tuanya.

"Iya sayang hati-hati," ucap Mama.

"Bensin kamu masih ada? Kamu yakin mau naik motor sendiri? Ngga mau naik mobil bareng Papa? Atau kamu mau naik mobil sama supir?" tanya Papa beruntun.

"Pa semalam kan sudah setuju kan? Radha juga maunya naik motor," ucap Radha memberi pengertian kepada Papanya.

"Iyaa. Ya udah kamu hati-hati kalau ada apa-apa langsung hubungi Papa ya!!" ucap Papa dengan helaan napas yang membuat Radha tersenyum.

"Iya Pa," ucap Radha yang kemudian keluar rumah tak lupa ia mengeluarkan motor miliknya dan menjalankannya menuju sekolah.

Tak butuh waktu lama delapan menit kemudian Radha sudah sampai di sekolahnya. Ia memarkirkan motornya dan masuk ke sekolah dengan senyum merekah. Menaiki tangga menuju kelas dengan riang dan membuka pintu kelas yang tanpa Radha ketahui ia membuka terlalu keras hingga membuat beberapa orang yang berada di kelas berdecak kesal.

"Pagi semua!!" sapa Radha dengan riang.

"Pagi Radha," sapa beberapa orang yang juga menyapa balik namun ada juga yang hanya menjawab dengan gumaman.

"Perlu gue puterin musik india kagak?" tanya sang ketlas atau ketua kelas yang sedang bermain handphone dan mencari-cari musik yang bernama Helsa Ananta.

"Ngga perlu Sa hari ini Radha ngga request dulu," ucap Radha dengan senyum manis yang membuat Helsa bingung.

"Pala lo abis kepentok?" tanya Helsa.

"Astaga Sasa doain Radha?" tanya Radha polos.

"Kagak astaga bambamk!! Gue tanya tadi," kesal Helsa sembari memutar kedua bola matanya.

"Dah elu pergi aje daripada gue darah tinggi," lanjut Helsa.

Tak memperdulikan itu Radha berjalan menuju ke dua temannya yang sedang bermain handphone dengan sangat serius pake banget.

"Pagi tante!!" sapa Radha yang membuat kedua orang tersebut mendegus kesal.

"Otak kau Tante," kesal Sita sahabat Radha.

"Katarak ya?! Cantik begini dikata tante," kesal Ika.

"Iyaa maafin Radha ya," ucap Radha dengan memelas yang membuat kedua orang tersebut jengah.

"Ini nih yang buat gue males," ucap Ita.

"Duain," balas Sita.

"Ada apa?" tanya Radha bingung.

"Ekspresi elu bocill," ucap Ita dan Sita bersamaan yang membuat Radha tertawa geli.

"Aduhh kompak jangan-jangan kalian jodoh ya? Ciee ekhm!!" ucap Radha yang membuat Ita dan Sita membelakkan kedua bola matanya.

"Mulut lu," ucap Sita sembari memukul pelan bibir Radha.

"Hehehe," ucap Radha sembari cengengesan yang membuat kedua orang tersebut mengelus dada.

"Bocilkohh elu jann buat kita tambah emosi yeu," ucap Ita sembari tersenyum paksa.

TBC

SEMARANG, 20 JANUARI 2021

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Radha BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang