Pengantar tidur

17 0 0
                                    

Dimalam setelah aku dan keluargaku makan bersama, aku berpamitan untuk berangkat tidur.

"Mama, aku tidur duluan ya.."

Namun tidak ada jawaban dari Mamaku, tanpa pikir panjang dan menyepelekan hal itu aku langsung beranjak ke kamar dan tidur.

Malam yang sunyi, hujan lebat serta petir menyambar. Lampu segera ku matikan, selimut ku ambil dan kupakai, lalu aku menutup mataku.

Setelah ku menutup mataku, aku berfikir kenapa Mama ku tidak menjawab dan memberi salam tidur untukku. Karena aku khawatir terjadi sesuatu aku langsung membuka mataku dan beranjak keluar kamar tidurku. Menuruni tangga dengan hati hati, sambil melihat ruang tamu dengan lampu yang bernyala.

Setelah ku sampai di ruang tamu, aku terheran dikarenakan tidak ada orang di tempat tersebut, dengan rasa ketakutan, aku memangil mamaku.

"Mama, dimana kamu?"

Tidak ada jawaban dan tanggapan oleh mamaku. Ku ketakutan dan menuju dapur. Berharap mamaku berada di dapur.

Dan disaat ku sampai di depan pintu dapur, aku senang karena melihat mama di sana, sambil memotong sesuatu yang tidak ku tau.

Ku mendekat ke mamaku, dan bertanya."mama, kenapa belum tidur?, Terus ruang tamu lampunya juga belum dimatikan."

Mamaku tidak menjawab sepatah katapun. Bulu kudukku merinding, lalu aku memegang tangan mamaku dan memanggil mamaku sekali lagi.

Setelah ku memangil mamaku lagi, akhirnya mamaku merespon dan menoleh padaku. Aku melihat mata mamaku yang kosong, dan melihat bahan yang dipotong tersebut.

Setelah ku melihat dengan mata kepalaku sendiri. Ku menjerit ketakutan, melihat sebuah kepala ayahku yang di cukil matanya.

Disaat ku melihat hal tersebut, mamaku tersenyum dan berkata,"ah...ah..sekarang kamu tau apa yang kulakukan wahai anakku,hehehehahaha...ya...namanya sudah terlanjur. Sini anakku mendekatlah kepadaku".

Setelah itu aku mundur perlahan dengan ketakutan, lalu berlari keatas, masuk ke ruang tidur ku, segera beranjak ke kasur, dan mengkerubuti diriku dengan selimut, berharap tidak ketahuan oleh mamaku.

Nafasku terasa sesak, suara jantung berdetak dengan cepat. Keringat bercucuran, dan Suara langkah kaki mamaku menuju kamarku.

"Dug.....dug.....dug..."

Dan akhirnya mamaku sampai ke depan pintuku, dan membuka pintu kamarku.

Ku ketakutan, dan menahan nafas agar tidak ketahuan.

"Anakku, dimana kamu...ku mencari mu, kamu belum tidur kan?"

Setelah ibuku berbicara begitu, aku tidak menjawab sepatah katapun. Dan tidak lagi mendengar suara ibuku maupun langkah kakinya.

Sesegera mungkin ku mencoba mengintip keluar selimut, dan mengecek adakah mamaku di kamarku.

Lalu ku membuka sedikit lubang dan mencoba melihat keadaan. Setelah itu ku tidak melihat mamaku. Hatiku lega dan berharap ini cuman mimpi.

Setelah sesaat ku berfikir begitu, mamaku mengintipku di depan mataku dan berkata.

"Ba...ketahuan kamu"

Ku menjerit ketakutan, jantung berdetak kencang, nafas sesak terjadi sesaat setelah mamaku berkata seperti itu.

Dan setelah mamaku berkata seperti itu. Dia sesegera mungkin menusuk mataku dengan pisaunya.

Lalu ku terkejut, dan sadar dari tidurku. Aku terkejut dan ketakutan.

Setelah itu ku melihat jam berada tepat di pukul 00.00 ku langsung menuruni tempat tidurku dan segera untuk mengecek apakah mimpiku nyata.

Ku keluar kamar dengan hati-hati, dan melihat ruang tamu dengan lampu yang masih menyala.

Karena trauma dan ketakutan ku didalam mimpi masih ada ku langsung sesegera mungkin ke kamar ku untuk tidur lagi.

Disaat ku menoleh kebelakang dan mau masuk ke kamar. Aku melihat sesosok mahluk berkepala serangga bertubuh manusia memakai jas seperti punya ayahku, dan berkata.

"Wah..wah anak kecil yang terbangun dimalam hari, ada yang bisa saya bantu?"

Ku ketakutan, dan menjerit. Sambil berlari ke dapur. Setelah itu ku ingat mimpi sebelum ku terbangun. Aku ketakutan dan menjerit, sesegera mungkin berlari ke kamar tidur ku lagi, dan berharap mongster kepala serangga tersebut sudah pergi.

Dan ternyata harapan ku terjadi, dan aku langsung berlari lagi kekamar ku, dan langsung loncat dari jendela kamarku.

Ku terjatuh dan sadar bahwa kamarku di lantai 2.

Setelah ku sadar akan hal tersebut, aku terjatuh tepat di atas tempat tiang jemuran.

Tubuhku tertancancap dan mati perlahan dikarenakan pendarahan.

Ku menyerah akan kehidupan, dan menjerit untuk terakhir kalinya.

"WHOAAAA....TOLONG BANGUNKAN AKU DARI MIMPIKU INI!!".

Setelah itu aku mati. Mama ku yang sedang memotong sayur untuk bekal sekolahku besok langsung berlari ke kamarku, dan melihat jendela terbuka.

Sesegera mungkin Mama ku melihat keluar jendela dan melihat aku yang sedang tertancap di tiang jemuran.

Mamaku lari keluar rumah dan menangis karena kematian ku.

Setelah itu, Polisi datang dikarenakan laporan warga yang mendengar anak kecil berteriak histeris ketakutan dari rumah ku.

Dan ibuku menelpon ayahku yang masih bekerja di kantornya.

Tamat....




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pengantar TidurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang