1

17 5 0
                                    

Kembali pada Baekhyun beberapa saat lalu.

Baekhyun tak henti-hentinya memandang kagum pada pusaran hitam di depannya. Ketika dirinya tersadar jika dirinya sudah terlalu dekat dengan lubang hitam itu, ada sesuatu di didepan sana. Di titik tengah Black Hole.

Sesuatu itu bercahaya terang, mirip seperti kupu-kupu kecil yang tersesat di dalam sana. Bukan bintang, tapi itu benar-benar kupu-kupu kecil. Kupu-kupu berwarna emas yang bercahaya tersebut seolah-olah mengajaknya ikut bersamanya.

Baekhyun ingin meraihnya.

Ia melayang-layang di udara, dan semakin mendekati Black Hole. Tangan mungil yang terlapis baju astronaut itu berniat menggapai kupu-kupu cantik di depan sana.

Tanpa dia sadari, dirinya sudah masuk kedalam Black Hole. Baekhyun serasa mengalami keterlambatan waktu. Semuanya terasa lambat dan semakin lambat. Ia masuk kedalam sebuah lubang hitam yang selama ini ia takuti.

Semuanya berputar, Baekhyun merasakan pusing yang teramat sangat. Kepalanya terasa di tusuk oleh ribuan jarum kecil, dan menyumbat daya kerja beberapa saraf di otaknya.

Ia ingin melangkah keluar, tapi tidak bisa. Black Hole menyedotnya masuk dengan cepat. Baekhyun tidak bisa bergerak. Sakit di kepalanya semakin menjadi, ia memukul-mukul helm baju nya agar mengurangi rasa sakit. Sayang sekali usahanya tidak menghasilkan apa-apa, rasa sakit itu malah semakin menjadi. Kali ini dia pasrah. Dia tidak akan selamat.

Mata Baekhyun mulai berkunang-kunang, "Aku tidak ingin mati.." lirihnya sebelum menutup mata.

Semuanya terasa sunyi. Baekhyun dibawa entah kemana. Di tidak bisa merasakan apapun. Hanya gelap dan sesak. Ia bahkan tidak dapat merasakan pergerakan dari tubuhnya sendiri.

Baekhyun tidak ingin mati. Ia masih ingin berada di dekat orang-orang tersayangnya. Namun dirinya juga mencoba untuk mengerti, mungkin sampai disini takdir dari Tuhan.

Tubuhnya melayang di kegelapan, "Apa benar, ini takdirku?" Baekhyun berbisik dalam hati. "Kenapa begitu cepat? Usiaku masih sangatlah muda." lanjutnya masih dengan mata tertutup.

"Apa kau ingin hidup?" Sebuah suara tiba-tiba terdengar menyahutinya. Suara ini seperti suara seorang wanita yang menggema didalam ruangan tertutup.

Baekhyun mencoba bergerak, tapi tak bisa. Ia hanya bisa menjawab melalui batinnya, "Ya.. Aku ingin."

"Jika kau ingin hidup, ada syarat yang harus kau penuhi." Suara asing itu menjawab.

"Apa itu?"

"Lahirkan keturunan raja kami. Lahirkan pewaris raja kami. Apapun resikonya, kau bersedia?"

"A-apa? T-tapi itu mustahil. Aku laki-laki."

"Tidak ada yang mustahil. Jika kau berhasil memenuhi syarat tersebut, kau akan kembali ke bumi. Kami akan mengirimmu kembali."

"Apa tidak ada cara lain? A-aku tidak bis—"

"Maka kau akan mati disini. Kau tidak akan bisa melihat orang-orang yang paling kau sayangi lagi. Jasadmu tidak akan di kremasikan. Hanya melayang di udara. Bukankah itu konyol?"

Tiba-tiba bayangan kakaknya Sehun, Luhan, dan orang-orang terdekatnya tergambar jelas di dalam pikiran Baekhyun. Semua berjalan seolah-olah roda film yang diputar ulang bagai kaset rusak. Terlihat samar tetapi bermakna indah. Tawa Sehun dan Luhan saat berhasil mengganggunya terdengar lepas di telinganya, Baekhyun ikut tersenyum. Sayangnya hal itu hanya sementara. Tawa mereka berubah menjadi tangis pilu yang menyayat. Bayangan bahagia itu langsung berganti menjadi bayangan menyedihkan.

Tidak. Baekhyun berusaha bangun dari tidurnya, namun tidak bisa. Ia sekali lagi mencoba untuk bergerak, tetap tidak bisa. Ia tidak ingin melihat mereka menangis. Baekhyun masih ingin melihat senyum mereka.

"Bagaimana?" Suara tadi mengakhiri bayangan tersebut.

Baekhyun mengangguk, ya.. Semoga keputusan ini benar. Hanya hamil, lalu melahirkan. Setelah itu kembali ke bumi dengan selamat. Laki-laki hamil, itu sudah banyak di negaranya dulu. Untuk apa ia takut sekarang?

"Ya.. Aku menerima persyaratanmu."

"Kalau begitu, buka matamu Byun. Selamat datang di Black Hole."

Suara itu hilang dalam sekejap. Baekhyun membuka matanya perlahan, silau. Ia ada dimana? Ini bukan di luar angkasa seperti yang ia bayangkan sebelumnya.

Baekhyun berusaha bangkit dari tidurnya, sebelum suara seorang perempuan menghentikan pergerakannya, "Ratu, Ratu.. Yang Mulia Ratu sudah sadar!"

Ratu? Baekhyun menoleh keasal suara, W-what?! Ia lekas meringkuk di samping ranjang tempatnya terbangun. Wanita yang ia kira manusia, ternyata jauh dari kata manusia. Badannya memiliki beberapa tentakel, mirip gurita, namun berwajah manusia cantik. Pakaiannya berwarna putih tulang, mirip seperti pakaian orang-orang yunani.

"K-kau.. Siapa?" tanyanya gemetar.

Wanita bertentakel itu memandangnya heran, kemudian mencoba untuk mendekat, "Ratu, Ratu ken—"

"J-jangan mendekatttt!!!" Baekhyun berteriak refleks membuat sang lawan bicara berhenti bergerak.

"Raja! Panggilkan raja! Ratu sangat aneh disini." ucapnya kemudian pergi meninggalkan Baekhyun sendiri.

Baekhyun menghela nafas lega. Setidaknya ia tak harus mati jantungan sekarang, percuma dirinya meminta pertolongan pada wanita misterius dalam mimpinya. Eh, apa itu benar-benar mimpi?

Mata nya berkedip pelan, ia memandang sekeliling. Ini lebih terlihat seperti ruangan mewah. Tempat tidurnya memiliki kelambu putih yang menjuntai elegan. Di samping tempat tidur terdapat nakas berukiran matahari dan phoenix.

Ngomong-ngomong dengan matahari dan phoenix, Baekhyun baru menyadari jika dirinya memakai jubah besar layaknya raja bermotif sama seperti di nakas. Ia turun dari tempat tidur, menginjak lantai berlapis bulu tebal yang nyaman di kaki.

Jubah yang ia kenakan lumayan panjang hingga menyapu karpet. Ia berjalan ke luar jendela lonjong di depannya.

Baekhyun tak kuasa untuk tidak menganga kagum. Di balik jendela sana, terdapat kota metropolitan yang jauh lebih modern daripada seluruh kota di bumi. Banyak kendaraan-kendaraan melayang seperti ufo berukuran kecil terbang kesana kemari.

Suara pintu terdengar, Baekhyun mengalihkan pandangannya pada pintu terbuka. Ia mencoba untuk tidak meneteskan air liurnya saat melihat pemandangan Pria tampan berbalut baju kerajaan yang sama sepertinya. Bedanya, baju pria itu lebih mewah dan besar karena tubuhnya yang sangat tinggi. Wajahnya terpahat sempurna, alis yang melintang tegas, serta rambutnya di tata rapi ke belakang. Ia terlihat seperti manusia biasa. Tidak ada bagian yang aneh seperti pelayan-pelayan di belakangnya.

"Kau baik-baik saja?" suara baritone pria itu entah mengapa membuat kakinya lemas seperti jelly. Ia jatuh terduduk.

"Yang Mulia Ratu!" para pelayan memanggil serentak. Mereka ingin membantu, tetapi mereka juga tidak boleh menyentuh ratu secara langsung kecuali dalam keadaan darurat.

Pria tampan pemimpin mereka berjalan kearahnya dengan langkah tegas. Auranya terasa begitu menekan sampai ke tulang-tulang. Baekhyun sempat mengigil dibuatnya.

Ia berjongkok di depan Baekhyun yang terduduk lemas, "Bukankah sudah ku katakan.. Jangan membuat masalah Queen." ujarnya mengintimidasi.

"Aku khawatir." lanjutnya merubah raut dinginnya menjadi sendu.

***

To Be Continued.


09, Januari 2021.
Jawa timur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Black Hole - [ChanBaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang