Prolog

2 2 0
                                    


"Terkadang kita perlu diam, agar tidak membuat masalah semakin dalam dan kitapun tidak merasakan suram"
-A

_Happy Reading_

Zeha Patri, seorang siswa perempuan di SMA Tunas Bangsa. Menduduki kelas 12 jurusan IPA 3.
Hari ini merupakan seminggu sudah dirinya menjadi siswa kelas 12 Semester 1.
Kini dirinya sudah berada di lingkungan sekolah, berjalan begitu saja jika ada yang memberi salam dirinya akan membalas. Namun jika tidak ada, dirinyapun tidak peduli juga. Bagi dirinya banyak orang mendekatinya karena melihat sesuatu yang mereka butuh. Ketika sudah terpenuhi mereka akan pergi. Namun yang namanya kehidupan pasti ada beberapa orang yang hanya berada pada sifat sementara dan juga ada di saat membangun.

Langkah kakinya, berhenti ketika ke dua temannya memanggilnya.
"Zeha" Membalikan badan dan memberikan senyuman.

"Eh Glo,Jess, Ais sini"

Kedua temannya mengatur nafasnya dengan teratur, karena baru saja berlari walau tidak terlalu jauh pastinya menguras tenaga. Apalagi posisi Zeha sudah di koridor kelas X dan temannya masih dari arah parkiran.

Dirinya memiliki tiga teman yaitu, Glory Ayub, Jessy Sahaja dan Aisyah Putri.
Mereka berempatpun pergi memasuki kelas mereka. Dilain tempat seseorang sedang melihat setiap hal yang dilakukan oleh Zeha.
Sesampainya di kelas, Zeha langsung menuju tempat duduknya berdoa lalu mengeluarkan buku dan alat tulis.
Dirinya duduk dengan Jessy. Dibelakang mereka terdapat Glory dan Aisyah.

"Jess, gue lupa bawa penggaris" Selagi mencari penggaris di dalam tasnya

"Coba lo liat di laci meja lo itu Zeha, siapa tahu aja ketinggalan di laci meja bukan dirumah. Lo kan pelupa" Ucap Jessy tanpa melihat ke arah Zeha karena dirimya sedang asyik membaca Novel.

Zeha mengubrak-abrik berharap apa yang dikatakan Jessy benar, dan benar saja ada penggaris.

"Syukurlah, penggarisnya ada. Tapi tunggu ini apaan si?" Keningnya mengerut ketika melihat sebuah kotak berbentuk persegi panjang jatuh ketika dirinya hendak mengambil penggaris.

Jessy yang mendengar ucapan Zeha seolah pertanda kebingungan itupun, melihat ke arah Zeha.

"Kenapa Ze?" Tanya Jessy

Zeha menunduk mengambil barang tersebut,
"Nih" ditunjukannya kepada Jessy.

Jessy menyuruh Zeha membukanya dan ternyata isinya bukan cokelat, bunga atau permen. Tetapi sebuah mainan tas yang terbuat dari kayu yang berbentuk huruf A dengan selembar kertas.

"Terkadang kita perlu diam, agar tidak membuat masalah semakin dalam dan kitapun tidak merasakan suram"
Zeha membaca tulisan yang ada pada kertas tersebut.

"Ada apa Zeh?" Tanya Glory yang kini datang dengan Aisyah ke meja mereka. Maklum melihat mereka berdua yang berdiri sambil kebingungan membuat Glory dan Aisyah menghampiri mereka.

"Ini Zeha dapat surat sama mainan tas ini, gak tahu dari siapa mungkin pengagum rahasianya" Ujar Jessy sambil menunjuk kedua benda tersebut yang berada di tangan Zeha.

"Emang di dalam kertas itu isinya apaan?" Tanya Aisyah yang mendekati Zeha lalu membacanya.

Aisyah mengerutkan keningnya,
"Bentar deh, tulisan ini kayaknya gue pernah lihat tapi dimana ya?"

"Jangan ngada-ngada  lo Syah" Glory menyenggol bahu Aisyah tetapi Aisyah masih saja berusaha mengingat-ingat.

"Udahlah gak penting, gue mau buang aja" Ucapan Zeha terdengar santai bagi telinganya namun bagi ketiga temannya tidak.

AGAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang