01

8.9K 669 168
                                    

Selamat membaca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Selamat membaca!

***

Sejak keberangkatan dari kosan menuju kampus, Haruto sudah menyadari ada yang tidak beres dengan sistem pencernaanya.

Tapi tak mengindahkan pertanda buruk tersebut, pemuda berdarah Jepang itu tetap memaksakan diri pergi ke kampus pagi-pagi sekali.

Dan perlu kalian ketahui, meski bukan termasuk jejeran mahasiswa berprestasi di bidang akademik, Haruto merupakan salah satu andalannya kampus dalam urusan perorganisasian.

Bukan hal yang mengherankan lagi jika namanya nyaris diketahui seantreo kampus.

"Pagi Haruto!"

"Haru oppa, selamat pagi!"

"Ah! Haruto Sunbae, pagi!"

"Konnichiwa Haruto-Kun!"

Begini lah kesibukan Haruto setiap hari, dengan sabar meladeni berbagai sapaan dari para penggemarnya.

Sebagian banyak dari mereka berjenis kelamin perempuan, tapi di zaman yang sudah terlampau bebas ini bukan lagi sesuatu yang aneh disukai oleh sesama jenis.

Salahkan saja perawakan kelewatan menawan miliknya, siapa pun akan tunduk dalam pesona Haruto.

Akan tetapi tidak banyak yang tau bahwa di balik wajah dermawan itu ada sekelibat kebrengsekan yang berhasil ia tutupi rapat-rapat.

Benar, pokoknya jangan sampai ada yang tau.

Lantas masih dengan perutnya yang terus berbunyi, Haruto membawa langkah semakin lebar menuju toilet.

Masa bodo tertinggal pelajaran, prioritasnya saat ini adalah menyudahi sesuatu yang bergejolak di ujung anus sana.

Atas musibah ini, Haruto menyalahkan Ha Yoonbin, teman satu circlenya yang sengaja memasukkan bubuk Carolina reaper dalam mangkuk ramen yang ia makan semalam.

"Mati saja kau Ha Yoonbin sialan!" Racau Haruto tak henti-henti sambil terus memeluki perutnya sepanjang perjalanan.

Langkahnya semakin melaju saat pintu kehidupan terlihat. Segera ia gapai gagang pintu itu, membukanya sedikit kasar.

Sudut bibirnya sempat terangkat bahagia, tapi hal tersebut tak bertahan lama ketika terdengar sebuah suara yang begitu menggangu ditelinganya.

"Ahh~"

Haruto yakin ia tidak sedang berhalusinasi. Ia jelas-jelas mendengar suara dua orang yang sedang melakukan kegiatan mesum.

Haruto menatapi dua bilik di dalam sana dan salah satunya tertutup rapat. Pintu tipis itu sedikit berguncang membuat Haruto berdecak kesal.

Secret Lust - HarukyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang