(1)

53 5 0
                                    

Ruangan itu steril, putih bersih dengan bau disinfectan menyengat, dan begitu sunyi. Hanya terdengar helaan napas samar dari penghuni berjubah putih. Tidak ada interaksi, tidak ada percakapan. Terkadang terdengar coretan tipis saat bolpoint dan kertas beradu, atau saat jemari bergerak lincah di atas keyboard.

Begitulah keseharian sekelompok ilmuwan yang sedang mengembangkan specimen hybrid. Perpaduan antara manusia dengan binatang. Walaupun sudah berjalan lebih dari sepuluh tahun, namun keberadaan mereka sangat dirahasiakan.

Saat ini adalah peneliti generasi kedua yang melanjutkan penelitian atas specimen generasi pertama. Hybrid G-1.0 di kembangkan dari percampuran sel telur dan sperma manusia dengan binatang yang dipilih secara metodologis. Mereka dikelompokkan dan dilakukan uji coba yang berbeda.

Ada yang ditangani seperti layaknya manusia dengan diajari berbagai macam hal, ada pula yang dibiarkan tumbuh secara natural—hal itu demi mendapatkan hasil sebanyak-banyaknya. Lalu Hybrid G-2.0 adalah generasi yang di hasilkan dari pernikahan sesama G-1.0. Laboratorium telah memiliki Hybrid G-2.0 yang merupakan specimen serigala, harimau, anjing dan kelinci. 

Gina Bellova adalah yang termuda di antara ilmuwan tersebut. Sejak sekolah dasar hingga menengah atas selalu mengikuti kelas akselerasi. Kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di bidang rekayasa genetika. Kemudian lulus di usia 19 tahun dan langsung direkrut oleh badan rahasia milik pemerintah. Memiliki tubuh langsing semampai, dengan rambut panjang yang sering tergerai bergelombang indah, Gina yang ramah segera menjadi buah bibir. Banyak rekan seniornya yang meminta Gina untuk mengenal anak mereka—menginginkan Gina sebagai menantu mereka.

Di kota itu Gina tinggal sendiri di apartmennya yang luas. Gaji sebagai peneliti dengan tingkat kerahasiaan tinggi memberikan hasil banyak pada pundi-pundi uangnya. Bekerja resmi dari senin sampai jumat selama delapan jam. Namun pada kenyataan sering melakukan lembur karena sample penelitian yang tidak dapat ditinggal begitu saja.

Malam itu Gina sedang melakukan tugas shift. Memeriksa ruang hybrid kucing betina yang berperut besar dari balik kaca. Gina mengetuk kaca sebabkan yang di dalam ruangan menoleh dan dia pun tersenyum sembari mengunyah snacknya—membalas senyuman Gina. Selanjutnya memeriksa jumlah makanan yang masih berada pada level aman, suhu ruangan baik, sirkulasi pun terjaga. Kemudian Gina kembali menuju mejanya dan memutar kembali video penanganan kelahiran yang sudah dia pelajari berkali-kali.

Tiba-tiba terdengar suara aneh dari speaker yang terhubung dengan ruangan hybrid, bergegas kakinya menuju ruang kaca dan mendapati sang hybrid bernapas pendek-pendek dan mencengkram sisi ranjangnya dengan kuat. Pada kelahiran G-2.0 sebelumnya, pada jenis buas akan ditangani oleh beberapa orang, namun karena yang dihadapi saat ini kucing, maka hanya oleh satu orang saja. Lagipula pada dasarnya hybrid memiliki insting binatang yang kuat, mereka bahkan dapat melahirkan sendirian.

Gina segera memasuki ruang hybrid. Dia melakukan segala prosedur mulai dari menyiapkan dirinya sendiri dan juga peralatan. Persalinan berjalan dengan lancar, empat bayi kucing yang masih merah dengan mata terpejam sedang menyusu pada induknya secara bergantian.

Setelah memeriksa keseluruhan pada kondisi normal, Gina pun beringsut menjauh hendak keluar, namun induk hybrid menarik ujung kemeja labnya. Hybrid G-1.0 dihadapannya adalah jenis yang dibiarkan tumbuh secara natural, dia tidak bisa berbicara namun dapat berinteraksi secukupnya dengan manusia.

Gadis cantik memperhatikan seekor bayi hybrid yang didorong ke arahnya. Gina mengingatnya dia adalah kelinci terakhir yang lahir, yang memiliki tubuh paling kecil. Bingung dengan maksud induk hybrid, Gina menggenggamnya dan memberikan selimut tambahan pada si mungil lalu mengembalikan kembali.

Namun lagi-lagi tangan hybrid mendorongnya, meletakkan si mungil di dada Gina dan secara otomatis gadis itu merengkuhnya. Lalu ketika Gina kembali mengulurkan, induk hybrid menggeleng dan mendekap ketiga anaknya yang lain. Gina menangkap gesture tersebut sebagai tanda induk hybrid memberikan anak bungsunya kepada dirinya. Tapi tidak mungkin Gina dapat membesarkannya. Bayi baru lahir tentu butuh susu dari ibunya. Belum lagi kebutuhan lain yang tidak mungkin dipenuhi olehnya sendirian.

Lalu induk hybrid menunjuk ke beberapa alat laboratorium dan menggeleng. Menunjuk si mungil dalam dekapan Gina, kembali menunjuk sisi laboratorium secara acak, dan menggeleng lagi. Gina sekarang paham, induk hybrid tidak menginginkan anaknya tumbuh di lingkungan laboratorium dan menjadi percobaan. Maka dia pun mengangguk.

"Terima kasih K.75, akan aku jaga anakmu sepenuh hatiku," janji Gina kepada hybrid dengan nama kode sample tersebut.

Kemudian Gina keluar ruangan dengan mendekap bayi mungil dengan besar hanya separuh lengannya. Dia membuat laporan kelahiran tiga bayi hybrid G-2.0. Setelahnya dia menyembunyikan bayi mungil dalam tasnya, menuju parkiran dan segera pulang.

Gadis cantik berhenti di minimarket besar untuk membeli susu serta beberapa peralatan. Setibanya di rumah, Gina bergegas menyiapkan tempat tidur nyaman untuk si mungil dan memberikannya susu. Merasa seperti orang tua baru dengan kehadiran bayi mungil yang memiliki kuping dan ekor kucing menggemaskan.

Tentu saja dia tahu bahwa hybrid yang dia gendong ini tidak akan lama berada di fase bayi. Berdasarkan catatan yang dia pelajari, hybrid akan tumbuh besar dengan cepat—kecepatan sesuai binatang aslinya. Gina perlu berhati-hati di usia rentan seperti ini, dia berjanji akan membesarkan bayi hybrid seperti anaknya sendiri.

"Macska", itulah nama yang diberikan Gina kepadanya, bahasa Hungaria yang berarti kucing.

- tbc-

08 Jan 2020

My Hybrid BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang