~SELEPAS KEPERGIANNYA~

418 22 0
                                    

Part 15.

Aku berusaha mencerna kata² yang diucapkan Kevin dan kemudian yang bisa aku lakukan hanyalah mengangguk kecil.

"Ali, gak pernah tau kenapa lo begitu antipatinya dengannya. Dia juga gak tau kenapa lo bahkan gak mau untuk dia sentuh. Didepan lo, dia memang selalu terlihat seperti itu, cenderung cuek, tali dibalik itu semua, dia selalu berusaha agar selalu bisa untuk dekat dengan lo, Prill..."

Aku hanya diam, diam sambil terus melihat foto² itu, membiarkan Kevin menceritakan semuanya, membuka segala kebodohanku selama ini karena telah menyia-nyiakannya.

"Kalau menurut lo, dia bukan tunangan yang bisa dibanggakan, lo salah Prill. Sebagai sahabatnya, bagi gue, dia itu sahabat terbaik, orang yang paling setia kawan yang pernah gue temuin. Okelah, dia dinilai orang sebagai orang yang nakal. Tapi kesetiaan kawanannya, belum ada yang menandingi. Lo lihatkan tadi dipemakaman, banyak banget teman²nya yang datang, banyak banget yang kehilangan dia. Harusnya lo bangga punya tunangan yang punya banyak teman dimanapun dia berada.."

"Cuman lo yg datang kesini..."selaku pelan.

"Karena lo, lo gak tau kan? Dia gak pernah mau teman²nya datang kesini, selain gue yang memang udah sering kesini. Karena Ali gak mau tunangannya ada yang gangguin, semuanya selalu aja balik ke lo sebagai alasannya Prill..."

Tiba² saja aku merasa kalimat itu seperti menusukku tanpa ampun. Sepengertian itukah Ali padaku?

"Dan kalau lo dengar dia hampir dikeluakan dari Kampus karena tawuran, lo tau? Saat iu dia ngebelain kita. Gue masih ingat ada 30 orang termasuk gue yang terlibat tawuran itu, tapi cuman dia yang berani datang menghadap dosen untuk mengaku atas kesalahannya dan hebatnya lagi dia gak sekalipun nyebut salah satu nama dari kita. Saat itu gue ngerasa malu dan sekaligus merasa kalau dia itu bodoh, tapi memang itulah dia. Ali akan selalu melakukan apa saja buat teman²nya dan lo Prilly..."

"Gue....?"

"Iya, lo tau kenapa kemarin Ali bisa tiba² datang keJakarta? Itu cuman buat bantuin lo, itu semua karena tweet lo diTwitter. Teman sekampusnya bilang kalau saat itu dia langsung saja pergi setelah lihat Twitt lo, begitu juga dengan cheesecake itu..."

Part 16.

Aku tertegun, Kevin benar, saat itu aku memang berkali-kali melontarkan kekesalanku atas segala tugas yang harus aku selesaikan hari itu juga. Dan cheesecake itu, apakah kalian ingat? Aku sempat mengecek akun Twitter ku dulu dan memposting sebuah tweet baru "jadi kepengen Strawberry Cheesecake nih...."

Aku benar² tidak mengerti, sama sekali tidak mengerti, aku seperti pembunuh yang tidak membunuh. Aku merasa bersalah atas semuanya, meski aku juga tidak ingin disalahkan, terlalu rumit dan menyesalinya hanya ke-sia²an belaka. Meski tetap saja penyesalan itu bergerak merayap dan mencekikku erat.

***

Tiga tahun kemudian, ini bukan hari yang istimewa, karena sesuatu yang istimewa selalu identik dengan kebahagiaan bukan? Tapi meski tidak istimewa, ini adalah hari yang akan selalu dan selalu aku ingat dalam hidupku, melebihi hari UlangTahun ku sendiri, melebihi semuanya. Ini hari kepergiannya Aliando Syarief. Ya, tiga tahun sudah ia meninggalkan aku.

Tapi bagiku, orangtuaku, orangtua Ali dan Kevin Julio, ini adalah tiga tahun yang sangat panjang. Hari² seperti tidak lagi terdiri dari 24jam, namun lebih, semua benar² terasa berat. Kesedihan masih nampak disetiap sudut rumah ini, meski perlahan kami semua mencoba mengisinya dengan tawa. Setelah memprsiapkan semuanya, aku dan Kevin lebih dulu berangkat kepemakaman Ali, aku ingin lebih lama disana. Meski hampir setiap bulan aku tidak pernah absen untuk mengunjunginya. Aku bersimpuh dan mulai melantunkan do'a, seperti biasa, butiran air mata mengalir. Aku belum bisa berhenti menangis jika harus mengingat tentangnya. Agak buruk, namun apalah daya, kami memang belum bisa mencapai titik ketegaran itu. Terlalu banyak penyesalan, itu yang aku rasakan. Hingga detik ini, seperti alasan kenapa orangtuaku lebih memperhatikan Ali ketimbang aku, karena orangtuanya yang terlalu sibuk dengan urusan mereka. Jadi, orangtuanya tidak ada waktu untuk memprhatikannya. Atau dugaanku selama ini bahwa tidak ada hal baik yang Ali lakukan selama disekolah dulu, ternyata semua itu benar² salah. Berita meninggalnya Ali, mambuat aku tau bahwa ternyata dulu Ali sangat loyal terhadap para penjaga Kantin, Satpam sekolah, mereka menceritakan bagaimana baiknya dan sopannya Ali pada mereka.

Tobecontinue
Jangan lupa tinggalkan jejak, like and comment nya yaa...
Thanks....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 07, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Part 15 & 16. Selepas KepergiannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang