Part 0 Prolog

754 101 21
                                    

Yin Anan Wong, laki-laki 20 tahun yang saat ini berkuliah di Universitas Srinakharinwirot dan menjabat sebagai Presiden Universitas. Dia berada di semester ke 4 jurusan tehnik komputer.

Tidak ada yang tidak mengenal Yin Anan Wong. Dia adalah salah satu idola kampus dan masuk dalam jajaran pria tertampan di Universitas Srinakharinwirot. Pria tampan dengan sejuta pesona yang melekat padanya. Namun dia memiliki kepribadian yang begitu dingin dan acuh terhadap sekitar. Pendiam, penyendiri dan tidak pernah tersenyum. Dia selalu menunjukkan wajah dingin dan datarnya. Dia bukanlah type pria murah senyum dan ramah.

Hanya ada dua orang yang selalu ada disekitar Yin, yaitu Bonz dan Prom. Selebihnya, jangan berharap untuk bisa berbicara atau bertegur sapa. Kehidupan Yin hanya berputar di kuliah, kegiatan kampus dan rumah.

Hingga suatu hari ada seorang laki-laki yang dengan santai duduk didepan Yin yang saat itu sedang makan siang sendirian.

Melihat hal itu, semua orang yang sedang ada di kantin terdiam terpaku dan suasana kantin menjadi begitu sunyi. Semua mata memandang ke satu titik. Yaitu meja Yin dengan pria yang tidak familiar.

Mereka semua memandang dengan was was, menunggu apa yang akan dilakukan Yin. Karena sebelumnya orang yang dengan berani duduk satu meja dengan Yin tidak akan pernah lagi muncul di kantin Universitas tehnik.

Mereka semua memandang ngeri kearah lelaki imut itu. Tidak peduli dengan tatapan semua orang yang tertuju padanya, lelaki imut itu menunduk dan mensejajarkan wajahnya agar dapat melihat mata Yin, tidak lupa menunjukkan senyum cerahnya.

Yin sama sekali tidak bereaksi, dia hanya melirik sekilas orang didepannya. Sama sekali tidak menunjukkan emosi berarti, seperti biasa yang ada hanya tatapan dingin.

Semua orang setidaknya bisa bernafas sedikit lega karena melihat reaksi Yin. Setidaknya lelaki imut itu tidak mendapatkan amarah dari seorang Yin. Suasana secara bertahap kembali normal. Hingga suara lelaki imut itu kembali membekukan suasana.

"Marah~~?" Tanyanya dengan suara anak kecil, tidak lupa tangan kanannya terulur dan mencubit pipi kiri Yin.

Yin menepis tangan itu, tidak lembut tetapi juga tidak sampai membuat pemilik tangan kesakitan.

"Maaf~~~ Kali ini aku berjanji, kita akan lulus di universitas yang sama. Aku akan menetap disini. Hm~~." Sekali lagi lelaki imut itu membujuk Yin dengan memegang tangannya.

"Berapa kali kamu mengatakan ini?! Kamu selalu mengingkari perkataanmu." Yin mengingatkan janji yang sebelumnya lelaki imut ini buat padanya. Setiap tahun dan selalu diingkari.

"Kali ini tidak. Kamu bisa memegang janjiku. Jika aku mengingkarinya kamu boleh melakukan apapun padaku."

"Termasuk mengikatmu dikamarku?"

"Iya."

Yin tersenyum miring mendengar jawaban memuaskan dari lelaki didepannya.

🖤🖤🖤🖤🖤

Cerita baruuuu 😅😅😅😅😅
Project gue nanti

Ini bakal jadi cerita singkat. Paling banyak hanya 20 Part. Dengan konflik yang sangat sangat ringan.

Gue terinspirasi dari cerita yang pernah gue baca.

Semoga sabar menunggu dan kalian akan suka ceritanya nanti.

Salam cinta dari YinWar 🐻❤🐒

Will Still Be The Same ■ YinWarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang