Part 1 The Story Never Told

506 85 17
                                    

Hari ini adalah hari pertama untuk tahun ajaran baru. Taman kanak-kanak elit di pusat kota pagi ini sangat ramai. Banyak anak-anak masih berada diluar gerbang bersama kedua orang tuanya.

Tidak berapa lama mobil mewah berwarna hitam berhenti diseberang jalan. Tidak mengejutkan melihat deretan mobil mewah terpakir didepan taman kanak-kanak. Semua anak yang bersekolah disini adalah anak orang kaya, kebanyakan orang tuanya adalah pengusaha ataupun anak seorang pejabat dengan kedudukan tinggi.

"Nah sudah sampai." Seorang pria dewasa dengan fitur wajah lembut, selaras dengan suara dan tindakannya. "Wanarat hari ini adalah hari pertamamu pergi kesekolah, jadi anak yang baik, oke! Kamu akan mendapatkan banyak teman disini. Pasti menyenangkan." Pria itu merapikan seragam anak kecil yang ada dipangkuannya dan juga membantu memakaikan tas punggungnya. "Selesai! Kiss!!"

War atau orang terdekatnya sering memanggilnya Wanarat, dia berbalik dan dengan senyum manisnya mencium kedua pipi pria itu, lalu mencium bibirnya juga dengan bunyi muachh.

"Apa yang kamu lakukan?!" Suara keras dari kursi co-pilot. Sebuah tangan besar menutup mulut War.

"Ishhh Daddy!" War berusaha melepaskan tangan Daddy-nya.

"Siapa yang mengijinkanmu mencium bibir papamu?"

"Aku melihat daddy mencium papa! Kenapa aku tidak boleh?!" Keluh War tidak terima. Dia juga ingin mencium papa-nya seperti yang dilakukan daddy-nya

Sedang sang Papa yang bernama New hanya melirik sinis kearah Tay. Sangat kekanakan, berdebat dengan anaknya karena hal seperti ini.

"Itu berbeda!" Tegas Tay. "Kamu tidak boleh!"

"Kenapa? Daddy bisa, kenapa aku tidak?" War menatap cemberut kearah Tay.

"Kamu bisa melakukannya dengan orang yang kamu sukai!"

"Aku menyukai papa!" Itu benar, dia menyukai papanya. "Lebih besar dari sukaku pada daddy." Jawab War dengan wajah polos tak berdosa. Sedangkan Tay mengeram mendengar jawaban anaknya.

Tay yang terlanjur kesal mengatakan sesuatu dengan asal yang dijadikan pedoman untuk si kecil War.
"Kamu bisa mencium seperti itu tetapi harus  dengan orang yang kamu sukai, diluar keluargamu. Yang sesusia denganmu. Apa kamu paham?"

"Tay apa yang kamu bicarakan!" Hardik New kesal saat mendengar Tay mengatakan hal tidak masuk akal pada anak kecil. Lagipula ini hanya hal sepele tidak perlu menjelaskan sedetail itu pada anak berusia 5tahun.
"Jangan dengarkan Daddymu." New beralih pada War yang sedang mengangguk dengan wajah merenung, seolah dia memasukkan ajaran daddy-nya dalam otaknya.

"Oke!" Jawab War akhirnya.

"Cepet turun! Nanti kamu terlambat." Tay tersenyum puas saat War mengerti apa yang dia bicarakan dan tidak peduli dengan New yang menatap protes kearahnya.

"Cepat turun. Jadilah anak baik. Dan jangan dengarkan apa yang dikatakan daddymu." New mencium kedua pipi War dengan gemas.

"Aku akan mencium orang yang kusukai." Jawab War pasti. Ajaran Tay lebih cepat masuk kedalam otaknya daripada nasihat New.

War turun dari mobil dan mengandeng tangan Daddy-nya yang sudah lebih dulu keluar dari mobil.
War sebenarnya ingin New juga mengantarnya kedalam kelas, tetapi Tay mengatakan jika New tidak bisa melakukan hal itu karena pekerjaannya. War yang tidak terlalu mengerti hanya bisa mengangguk sedih. Namun anak-anak hanyalah anak-anak, ketika dia melihat bangunan didepannya, senyumnya kembali merekah.
Meskipun New tidak bisa mengatarnya, hal itu tidak menyurutkan semangatnya ketika melihat banyak anak seusia dirinya berada didepan taman kanak-kanak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Will Still Be The Same ■ YinWarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang